LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas
kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Dasar
Ilmu Tanah ini.
Penulis menyadari begitu banyak
sumbang dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Dasar
Ilmu Tanah ini. Dalam kesempatan ini pula izinkan penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang
Tua
2. Para
Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
3. Teman-teman
Agibisnis 2014
Yang telah memberikan arahan,
dengan sekaligus dukungan hingga pada akhirnya dapat terselesaikan penyusunan
laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah ini. Penulis juga menyadari laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
memperbaiki laporan ini. Akhir kata semoga laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah
ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.
Purwokerto, Mei
2015
Penulis
LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
1
PENYIAPAN
CONTOH TANAH
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemaham
fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih
dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukin yang
mulai melakukan pemindahtanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal.
Pada
mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai
bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam,
sehingga membentuk regolit. Dalam pertanian tanah diartikan lebih khusus yaitu
sebagai media tumbuhnya tanaman darat.
Dengan
meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu
yang sangat luas, sehingga untuk dapat mempelajari dengan baik perlu
mengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Tanah
memiliki sifat sifat yang berbeda seriap daerah karena adanya perbedaan faktor
dalam pembentukan tanah seperti iklim yang berbeda antara daerah tropis dan subtropis.
Bahkan dalam lapisannyapun terdapat perbedaan struktur. Tanah juga memiliki
berbagai macam jenis.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum acara 1 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·
Untuk menyiapkan contoh
tanah kering berdiameter 2 mm, 1 mm dan tanah halus (diameter kurang dari 0,5
mm) yang akan digunakan untuk acara penetapan kadar air,derajat kerut tanah dan
pengenalan contoh tanah dengan indra.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum
pengambilan contoh tanah adalah kegiatan pengambilan sampel tanah untuk
meneliti lebih lanjut karakter dari tanah tersebut karena penelitian tidak
dapat dilakukan di lapangan makan dibutuh kan sampel tanah. Lokasi pengambilan
contoh tanah dipilih dengan sedemikian rupa agar dapat mewakili keseluruhan
tanah di daerah tersebut. Macam contoh tanah berdasarkan pemilihan lokasinya,
yaitu:
1. Contoh terduga (Judgement Sample)
2. Contoh acak (Random Sample)
3. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)
4. Contoh sistematik (Systematic Sample)
Pengambilan
contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat
fisik maupun sifat kimia tanah. Untuk meneliti sifat tanah di laboratorium
diperlukan tiga macam cara pengambilan tanah, yaitu:
1. Contoh
tanah utuh (Undisturbed Soil Sample) digunakan untuk penetapan berat
jenis isi, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas
tanah.
2. Contoh
tanah tidak utuh/terganggu ((disturbed Soil Sample)digunakan untuk
penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analis
kimia tanah.
3. Contoh
tanah dengan agrergat utuh digunakan untuk penetapan kemantapan agregat,
potensi mengembang dan merekrut yang dinyatakan dengan nilai COLE.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum acara 1 Dasar Ilmu Tanah dibutuhkan beberapa alat dan bahan . alat
yang diperlukan yaitu motir dan penumbuk, saringan (2 mm, 1mm, 0,5 mm), kantong
plastik, spidol serta tambir untuk peranginan.
Bahan
yang dibutuhkan yaitu contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan
sudah dikeringkan terlebih dahulu selama seminggu.
B.
Prosedur
Kerja
Tahap
tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 1, yaitu:
1. Contoh
tanah yang telah dikeringakn ditumbuk didalam mortir dengan hati-hati, kemudian
diayak dengan saringan, pertama dengan saringan berdiameter 2 mm, lalu
dilanjutkan dengan saringan berdiameter 1 mm, dan yang terakhir saringan
berdiameter 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung diatas saringan berdiameter 1
mm (tidak tersaring) merupakan tanah berdiameter 2mm, tanah yang tertampung
diatas saringan berdiameter 0,5 mm adalah tanah berdiameter 1mm dan yang
tersaring oleh saringan berdiameter 0,5 mm adalah tanah halus yang berukuran
kurang dari 0,5 mm.
2. Contoh
tanah yang terlah tersaring tersebut di pisah sesuai ukuran dan dimasukan
kedalam kantong plastik lalu diberi label.
IV.
PEMBAHASAN
Tanah
dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai bebatuan yang telah
mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk
regolit. Definisi tanah dari setiap
orang isa bereda beda tergantung oleh profesinya. Bagi petani misalnya, petani
mengartikan tanah sebagai media tumbuhnya tanaman darat, sedangkan sedangkan tekniksipilmendefinisikan tanahsebagai media
untukmendukung/menopangsuatubangunan.
Definisi
yang dikemukakan oleh jooffe dan marbuat yang merupakan dua ahli tanah yang
kenamaan dari amerika serikat “tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi. Tanah
alam ini dapat berdifferensiasi membentuk horizon-horizon mineral maupun
organik yang kedalamnannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan
induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia,
sifat-sifat fisis maupun kehidupan biologisnya.”
Schoeder
(1972) menyatakan bahwa tanah itu sebagai suatu sistem fase yang mengandung
air, udara, bahan-bahan mineral dan organik serta jasad jasad hidup, yang
karena pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun
waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi
yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
Ahli fisika
bumi, A.S. Thaer (1909) mendefinisikan tanah adalah
bahan-bahan yang remah dan lepas-lepas yang merupakan
akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al,
Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
Thornbury (1957), seorang ahli
geomorfologi mendefinisikan tanah
sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar
dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik,
kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan
bekerja selama periode tertentu.
Dokuchaiev (1855)mendefinisikan tanah adalah bentukan-bentukan mineral
dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus,
sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang
hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief.
C.F. Marbut (1914) mendefinisikan tanah sebagai lapisan luar kulit bumi
yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai
sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur,
sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan
morfologinya.
Cara
pengambilan contoh dibedakan menjadi tiga. Adapun cara pengambilan contoh tanah
yaitu sebagai berikut:
1. Contoh
tanah utuh (Undisturbed Soil Sample) digunakan untuk penetapan berat
jenis isi, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas
tanah. Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai
kondisi di lapangan.
2. Contoh
tanah tidak utuh/terganggu ((disturbed Soil Sample) digunakan untuk
penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analis
kimia tanah. Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbedsoil
sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul,
sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg.
3. Contoh
tanah dengan agrergat utuh digunakan untuk penetapan kemantapan agregat,
potensi mengembang dan merekrut yang dinyatakan dengan nilai COLE. Contoh tanah
agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak
mudah pecah.
Contoh
diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan
ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik
tebal. Dalam mengangkut contoh tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik
harus hati-hati, agar bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara
dimasukkan ke dalam peti kayu atau kardus yang kokoh.
Tanah di
setiap daerah memiliki sifak fisik yang
berbedabeda. Di Indonesia sendiri terdapat banyak jenis tanah. Adapun jenis
tanah tersebut yaitu:
1.
Tanah Andosol
Proses
terbentuknyatanahandosoldariabuvulkanis yang telahmengalami proses pelapukan. Tanah ini berwarnakelabuhinggakuning,
pekaterhadaperosi, dansangatsubur. Tanah andosol terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok,
Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
2. Tanah Regosol
Proses
terbentuknyatanahregosoldariendapanabuvulkanisbaru yang memilikibutirkasar. Tanah ini berwarnakelabuhinggakuning,berbutirkasardankadarbahanorganikrendah. Tanah regosol terdapat di lerenggunungberapi,
pantaidanbukitpasirpantai yang meliputipulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara.
3. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
Tanah aluvial merupakantanahhasilerosi
(lumpurdanpasirhalus) di daerah-daerahdataranrendah. Tanah ini berwarnakelabudanpekaterhadaperosi. Tanah aluvial terdapat di Sumatera,
Jawabagianutara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan
Papua bagianselatan.
4. Tanah Organosol
Tanah orgonosol terbentuk dari darihasilpembusukanbahan-bahanorganic. Tanah ini tersebar di Lampung,
Jawa Tengah bagianselatan, Kalimantan, Papua, Halmaheradan Sulawesi.
5.
Tanah Litosol (tanahberbatu-batu)
Proses
terbentuknya tanah litosol dari pelapukan batuan bekud ans edimen yang masih baru
(belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar. Tanah ini memiliki tekstur yang beranekaragam dan pada umumnya berpasir,
takbertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Tanah litosol terdapat di Jawa Tengah,
JawaTimur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera.
6.
Tanah Podzol
Tanah podzol terbentuk di daerah
yang memilikisuhurendahdancurahhujantinggi. Tanah ini berwarnapucat,
kandunganpasirkuarsatinggi, sangatmasam, pekaterhadaperosi, kurangsubur. Tanah ini terdapat di Kalimantan
Tengah, Sumatera Utara, Papua.
7.
Tanah Laterit
Tanah laterit merupakan tanah yang
tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir kedalam tanah. Tanah ini berwarnacokelatkemerah-merahan,
tidaksubur.
Tanah laterit terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara.
8.
Tanah Mergel
Proses
terbentuknyatanahmergeldarihasilcampuranpelarutankapur,
pasirdantanahliatkarenaperistiwa air hujan. Tanah ini tidak subur. Tanah
mergel terdapat di Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat,
pegununganKendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara.
9.
Tanah Renzina
Proses
terbentuknyatanahrenzinadaripelapukanbatuankapur di daerah yang
memilikicurahhujantinggi. Tanah ini berwarnaputihsampaihitamdanmiskinunsurhara.
Tanah renzina
terdapat di Gunungkidul Yogyakarta.
10.
Tanah Mediteran
Proses
terbentuknya tanah mediteran dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen. Tanah ini berwarna kecoklatan,
keras dan tidak subur. Tanah mediteran terdapat di pegunungan JawaTimur, Nusa Tenggara,
Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera.
Manfaat
dari penyiapan contoh tanah agar kita mengetahui jenis jenis tanah yang ada dan
mempermudahkan penelitian sifat fisik tanah dilaboratorium.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Ada
3 cara pengambilan contoh tanah yaitu
·
Contoh tanah utuh
·
Contoh tanah tidak utuh
·
Contoh tanah utuh
dengan agregat
2. Di
Indonesia terdapat jenis jenis tanah aldosol, regosol, aluvial, litosol,
podzol, laterit, mergel, renzina dan mediteran.
B.
Saran
Pada praktikum acara 1
seharusnya praktikan turun langsung kelapangan mengambil contoh tanah agar
mengetahui secara jelas tahap tahap dalam pengambilan contoh tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas
Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu
Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi
Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan
Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief,
Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka
Buana.Bandung.
LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
2
PENETAPAN
KADAR AIR TANAH
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ
Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cara
biasa menyatakan jumlah air yang terdapat dalam tanah adalah dalam persen
terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena bergejolak
dengan kadar airnya.
Kadar
air juga dapat dinyatakan dalam persen volumE, yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tertentu.Cara
penetapan kadar air dapat digolongkan kedalam:
(1)
gravimetrik
(2)
tegangan dan hisapan
(3)
hambatan listerik (blok tahanan) dan
(4)
pembauran nautron (neutron acattering)
Cara
gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Dengan cara ini sejumlah
tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100 sampai 110oC untuk
waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan sejumlah
air yang terdapat dalam tanah basah.
Dengan
tensiometer dimungkinkan mengukur tegangan yang mengikat air, tetapi tidak
mengukur jumlah adsolut air dalam tanah. Prinsipnya: air dalam tensiometer akan
berekuilibrium dengan air tanah melalui ujung yang porous, sehingga tegangan
air tanah sama dengan tegangan pada potentiometer. (alat pengukur tegangan pada
tensiometer).
Dengan
tensio plate dan presure plate yaitu bentuk tensiometer yang diapakai di
laboratorium, dapat diukur daya hisap matrik pada kadar air tertentu, sehingga
dapat dibuat kurva hubungan atau daya hisap/tegangan dengan kadar air.
Bila
blok tahanan (resistance block) yang dibuat dari CaSO4 ditempatkan
dalam tanah, blok ini dapat mengabsorpsi air dari tanah. Tahanan blok terhadap
aliran listerik terganggu dari jumlah air yang diabsorpsikan blok tersebut.
Dengan mengalibrasikan tahanan terhadap kelembapan, dapatlan didekati beberapa
jumah air yang terdapat dalam tanah. Blok CaSO4 sangat sensitif pada
tegangan antara 1 hingga 15 atm.
Cara
penentuan kadar air tanah yang mutakhir adalah cara pembauran neutron. Aton
hidrogen yang terdapat dalam air tanah secara efektif dapat mengurangi kecepatan
neutron dan membaurkannya. Karena pembauran dan perubahan arah, sebagian dari
neutron kembali ke asalnya, tetapi telah berubah sebagai neutron yang mempunyai
kecepatan diperlambat. Jumlah neutron diperlambat kemudian dihubungkan dengan
jumlah atom H (selanjutnya dengan molekul H2O) yang terdapat dalam
tanah. Keuntungan cara ini adalah tanah tidak terganggu dan dapat dioergunakan
pada tanah yang mengandung garam.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum acara 2 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·
Untuk mengetahu kadar
air tanah kering
·
Untuk mengetahui kadar
air maksimum tanah
·
Untuk mengetahui kadar
air kapasitas lapang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar
air juga dapat dinyatakan dalam persen volumE, yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tertentu.
Cara penetapan kadar air dapat digolongkan kedalam:
(1)
gravimetrik
(2)
tegangan dan hisapan
(3)
hambatan listerik (blok tahanan) dan
(4)
pembauran nautron (neutron acattering)
Air
memiliki peranan penting. Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan
berasal dari tanah. Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukan.
Reaksi-reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Dalam
pengolaha tanah air juga berfungsi mempermudah pengolahan tanah, mengendalikan
perubahan suhu, dan bila menggenang dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Air
merupakan unsur tanah yang dinamis. Dikenal tiga macam pergerakan air dalam
tanah, yaitu
(1)
pergerakan tidak jenuh
(2)
pergerakan jenuh
(3)
pergerakan uap.
Dalam
mengklasifikasikan air tanah dipergunakan batas-batas arbiter, karena memang
tidak ada batas yang jelas membedakan bentuk bentuk air tanah tersebut. Atas
dasar tingkatan teganga, air tanah dapat digolongkan ke dalam tiga bagian yaitu
air bebas, air kapilr dan air higroskopik.
Air
bebas atau gravitasi mengisi ruang pori makro pada tanah dalam keadaan lebih
basah dari kapasitas lapang. Air ini ditahan pada tegangan kurang dari 1/3 atm.
Mudah bergerak karena pengaruh gravitasi, cepat hilang sambil mencuci unsur
hara.
Air
kapiler menempati ruang pori mikro dan dinding-dinding pori makro, yang ditahan
tanah pada tegangan lapisan air berkisar antara 1/3 sampai 31 atm, pada
kelembaban tanah antara kapasitas kapasitas lapang dan koefisien higroskopik.
Bergerak lambat melalui penyesuaian tebal lapisan air. Berfungsi sebagai
larutan tanah dan sebagian tersedia bagi tumbuhan.
Air
hidroskopik menempati ruang pori sangat kecil dan menyelimuti partikel padat
tanah, yang ditahan tanah pada tegangan sekita 31 sampai 10.000 atm, pada
keadaan tanah lebih kering koefisien higroskopik.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum acar 2 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan. Bahan
yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu tanah kering berukuran 2 mm dan 0,5
mm.
Alat
yang diperlukan yaitu botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan,
cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukuran 2 ml, bak
perendam, serbet, kertas saring, oven tang penjepit dan eksikator.
B.
Prosedur
Kerja
Pada
percobaan penetapan kadar air tanah kering, dilakukan dengan cara:
1. Botol
timbang dan penutupnya dibersihkan lalu diberi label, kemudian ditimbang dengan
timbangan analitis. Hasil timbangan sebagai a gram.
2. Setelah
ditimbang botol diisi dengan contoh tanah kering berdiameter 2 mm kurang lebih
setengah botol kemudian ditimbang kembali. Hasil timbanga sebagai b gram.
3. Botol
timbang yang berisi tanah tersebut kemudian dioven dengan keadaan tutup
terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-1100c selama minimal 4
jam.
4. Setelah
selesai dioven botol ditutup kembali, penutupan dilakukan menggunakan tang
penjepit.
5. Setelah
botol ditutup lalu botol dikeluarkan dari oven menggunakan tang penjepit.
6. Kemudian
botol dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit.
7. Botol
dikeluarkan dari eksikator menggunakan tang penjepit kemudian ditimbang. Hasil
timbangan sebagai c gram.
Pada
percobaan penetapan kadar air kapasitas lapang, dilakukan dengan cara:
1. Keranjang
kuningan dibersikan lalu diberi label dan kemudian ditimbang dengan timbangan
analitis. Hasil timbangan sebagai a gram.
2. Keranjang
kuningan yang telah ditimbang kemudian diletakan di dalam bejana seng.
3. Lalu
keranjang kuningan tersebut diisi dengan tanah kering angin berdiameter 2 mm
sampai ketinggian 2,5 cm secara merata tanpa ditekan.
4. Tanah
alam kerangjang kuningan ditetesi air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara
perlahan pada 3 titik tanpa bersinggungan.
5. Bejana
seng ditutup dan diletakan di tempat teduh selama 15 menit.
6. Setelah
15 menit kerangjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng dan diayak perlahan
hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab.
7. Gumpalan
tanah tersebut kemudian ditimbang. Hasil timbangan sebgai b gram.
Pada
percobaan penetapan kadar air maksimum tanah, dilakukan dengan cara:
1. Cawan
tembaga porus dan petridis di bersihkan lalu diberi label.
2. Cawan
tembaga porus diberi kertas saring kemudian dijenuhi oleh air dengan menggunakan
botol semprot.bila kelebihan air idi bersihkan dengan serbet
3. Cawan
tembaga porus yang telah diberi kertas saring yang dijenuhi air dimasukan
kedalam petridis lalu ditimbang. Hasil timbangan sebagai a gram.
4. Setelah
ditimbang cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis kemudian diisi oleh
tanah halus berdiameter 0,5 mm secara perlahan lahan sampai penuh.
5. Cawan
tembaga porus yang terisi tanah kemudian direndam dalam bak perendam dengan
ditumpu oleh batu atau kayu selama 12 sampai 16 jam.
6. Setalah
direndam cawan tebaga porus diambil dan tanah yang mengembang diratakan dengan
colet.
·
Cawa tembaga porus
tersebut ditimbang dengan timbangan analitis. Hasil timbangan sebgai b gram.
·
Setelah ditimbang cawan
tembaga porus dioven pada suhu 105-1100c selama 24 jam.
·
Setelah dioven cawan
tembaga porus dikeluarkan dengan tang penjepit dan dimasukan kedalam eksikator
selama 15 menit.
·
Cawan tembaga porus
tersebut ditimbang. Hasil timbangan sebagai c gram.
·
Tanah dalam cawan
tembag porus dibuang dan kemudian cawan tembaga porus dibersikan
·
Cawan tembaga porus
dimasukan kedalam petridis yang sama dengan sebelumnya lalau ditimbang. Hasil
timbanagn sebagai d gram
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tanah
kering udara
Ulangan
|
Botol
timbang kosong
(a
gram)
|
(a)
+ contoh tanah (b gram)
|
(b)
setelah dioven
(c
gram)
|
Kadar
air tanah kering udara (%)
|
Ka
1
|
27,0122
|
36,0154
|
35,2625
|
0,091
|
Ka
2
|
24,0312
|
32,8267
|
32,123
|
0,086
|
Rata-rata
|
0,085
|
Perhitungan
Kapasitas
lapang
Ulanagan
|
Keranjang
kuningan kosong
(a
gram)
|
(a)+ gumpalan tanah basah
(b gram)
|
Kadar
air kapasitas lapang (%)
|
Kl
1
|
79,5210
|
80,
840
|
-2,839
|
Kl
2
|
81,6133
|
84,062
|
4,543
|
Rata-rata
|
0,845
|
Perhitungan
Kadar
air maksimum
Ulangan
|
Cawan
+ kertas saring jenuh + petridis
|
+
tanah basah jenuh air (b gram)
|
Setelah
dioven 24 jam
|
Petridis
+ cawan + kertas saring setelah dioven
(d
gram)
|
Kadar
air maksimum (%)
|
Kam
1
|
87,9377
|
92,379
|
71,365
|
51,06
|
-0,79
|
Kam
2
|
56,875
|
85,580
|
127,97
|
52,5
|
-0,62
|
Rata-rata
|
-0,705
|
Perhitungan
B.
Pembahasan
Air tanah adalah semua
air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan
tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah water table. Akuifer
merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang jenuh air
yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup
dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya
cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh
batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
Air
memiliki berberapa manfaat untuk tanaman, yaitu:
·
Sebagai komponen kunci
dalam proses fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.
·
Sebagai pelarut unsur
hara. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh aka-akartanaman
dari larutan tersebut.
·
Sebagai pelarut dan
pembawa ion hara dari rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun.
·
Sebagai sarana
transportasi dan pendistribusi nutrisi jadi daridaun keseluruh bagian tanaman.
·
Sebagai bagian darisel-sel
tanaan. Air merupakan bagian dari protoplasma.
Kadar air maksimum suatu jenis tanah
ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan
tanah.Tekstur tanah yang halus menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu
menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis
tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar air di dalam tanah adalah :
1. Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai
pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti
luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan
organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah
menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar
air tanah juga semakin banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai
pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi
tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim
dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang
dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan
pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang
berarti.
4. Senyawa Kimiawi Garam-garam dan
senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya
osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju
meningkat.
5. Tekstur tanah
Dengan
adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan
tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu
mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir,
sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah
bertekstur debu.
6. Struktur tanah, pori tanah, dan
peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu
menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan
terisi oleh air.
TAW (total available water) yaitu
kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen atau biasa
disebut air tersedia bagi tanaman. Sedangkan RAW (readily available water)
yaitu kandungan air antara kapasitas lapang
dan titi kritis.
Dari
hasil praktikum acar 2 ini dapat dilihat bahwa
kadar air tanah kering pada percobaan pertama sebesar 9,1 % dan kadar air
tanah kering pada percobaan kedua sebesar 8,6 %. Dengan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa rata rata kadar air tanah kering sebesar 8,5%
Kadar
air kapasitas lapang pada percobaan pertama sebesar -2,8 % dan kadar air
kapasitas lapang pada percobaan kedua sebesar 4,5%. Dengan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa rata rata kadar air kapasitas lapang sebesar 0,8%
Kadar
air maksimum pada percobaan pertama sebesar –0,79 % dan kadar air maksimum pada
percobaan kedua sebesar –o,62%. Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa
rata rata kadar air maksimum sebesar -0,705%.
Berdasarkan
hsil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah tersebutmemiliki kadar air
tanah kering dan kasitas lapang yang rendah, dan kadar air maksimum yang sangat
sedikit.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Air tanah adalah semua air yang
terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah,
mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah water table.
2. Percobaan acara 2 ini menghasilkan:
·
Rata-rata kadar air tanah kering sebesar 8,5%
·
Rata-rata kadar air lapang sebesar 0,8%
·
Rata-rata kadar air mksimum sebesar -0,7%
B.
Saran
Padapraktikum kali
inidibutuhkankesabarankarenabutuhwaktu yang cukup lama
dalammenyimpansertadibutuhkankeilitian yang tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas
Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu
Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi
Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan
Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief,
Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka
Buana.Bandung.
Sosiawan, Hendri. 2010. Balai
Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.
LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
3
DERAJAT
KERUT TANAH
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ
Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh
iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh
tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi
(hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Beberapa
tanah memiliki sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering).
Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi pecah-pecah.
Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat
montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah
dinyatakn dalam nilai COLE atau PVC. Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang
ilmu tanah sedang PVC digunakan dalam bidang engineering.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak
kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya yang dibebankan
kepadanya.Kemampuan untuk menjadi keras dan menyangga, kapasitas drainase dan
kapasitas untuk menjadi keras dan menyangga, kapasitas untuk melakukan drainase
dan menyimpan air,plastisitas,kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan
kemampuan menahan vetensi unsure-unsur hara tanaman,semuanya erat hubungannya
dengan kondisi fisik tanah.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum acar 3 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·
Untuk mengetahui erajat
kerut tanah
·
Untuk mengetahu
perbandingan derajat kerut tanah antar jenis tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan
teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang secara
genetik. Proses-proses pembentukan tanah
atau perkembangan tanah dapat dilihat
sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi.
Secara fisik tanah mineral merupakan
campuran dari bahan anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara
garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:
·
Pasir (0,05 mm – 2,00
mm) bersifat tidak plastis dantidak liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang
menyebabkan pori makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan
draianse tanh pasiran relatif lebih baik.
·
Debu (0,002mm –
0,05mm) sebenarnya merupakan pasir mikrodan sebagian besar adalah kuarsa.
Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.
·
Liat (<0,002 mm)
berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis,
sofat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap
energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan
yang disebut sebagai panas pembasahan.
Beberapa tanah mempunyai sifat
mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering
karena tanah mengerut maka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan
mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang
tinggi.
Derajat kerut tanah adalah kemapuan
tanah untuk mengembang dan mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila
basah) dan mengerut (bila kering).Tanah yang banyak mengandung pasir akan
mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut
sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit
meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut
tanah berat.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh
iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media
tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan
nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Tanah dapat terbagi menjadi beberapa
jenis yang masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada jenis tanah yang
mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya
pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat
mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat
montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah
dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC
(Potential Volume Change = Swell index = index pengembangan). Istilah COLE
banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam
bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb).
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum acar 3 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan. Bahan
yang dibutuhkan yaitu tanah halus (tanah berdiameter kurang dari 0,5 mm)dan
air. Sedangkan alat yang dutuhkan yaitu botol semprot, cawan porselin, colet,
cawan dakhil, jangka sorong dan serbet.
B.
Prosedur
Kerja
Tahap
tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 3 yaitu:
1. Cawan
dakhil dibersihkan lalu diberi label.
2. Tanah
halus diambil lalau dimasukan kedalam cawan porselin dan diberi air kemudian
aduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi homogen.
3. Ukur
diameter cawan dakhil menggunala jangka sorong. Diameter tersebut sebagai
diameter awal.
4. Pasta
tanah dituangkan kedalam cawan dakhil.
5. Cawan
dakhil yang telah berisi tanah kemudian dijemur dan diamati perubahan ukuran
pengerutan tanahnya setiap 2 jam sekalisampai diameternya konstan. Diameter
tersebut sebagai diameter akhir.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Jenis
tanah
|
|
Pengamatan
ke
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
ultisol
|
Æ
1
Æ
2
x
|
3,52
3,58
3,55
|
3,14
3,17
3,15
|
3,12
3,19
3,15
|
3,19
3,15
3,17
|
3,19
3,15
3,17
|
3,19
3,15
3,17
|
3,19
3,15
3,17
|
andisol
|
Æ
1
Æ
2
x
|
3,52
3,58
3,55
|
3,245
3,11
3,177
|
3,231
3,10
3,165
|
3,21
3,10
3,155
|
3,165
3,26
3,212
|
3,165
3,26
3,212
|
3,165
3,26
3,212
|
entisol
|
Æ
1
Æ
2
x
|
3,53
3,55
3,54
|
3,17
3,16
3,16
|
3,0
3,1
3,05
|
3,0
3,1
3,05
|
3,0
3,1
3,05
|
3,0
3,1
3,05
|
3,0
3,1
3,05
|
ventisol
|
Æ
1
Æ
2
x
|
3,51
3,55
3,53
|
3,17
3,075
3,12
|
2,87
2,94
2,9
|
2,705
2,71
2,7
|
2,46
2,59
2,52
|
2,46
2,59
2,52
|
2,46
2,59
2,52
|
inceptisol
|
Æ
1
Æ
2
x
|
3,36
3,37
3,36
|
3,15
3,17
3,16
|
3,17
3,12
3,14
|
3,15
3,16
3,15
|
3,11
3,15
3,13
|
3,11
3,15
3,13
|
3,11
3,15
3,13
|
Perhitungan
B. Pembahasan
Derajat kerut tanah adalah kemapuan
tanah untuk mengembang dan mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila
basah) dan mengerut (bila kering).Tanah yang banyak mengandung pasir akan
mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai
tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit
meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut
tanah berat.
Secara fisik tanah mineral merupakan
campuran dari bahan anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara
garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:
·
Pasir (0,05 mm – 2,00
mm) bersifat tidak plastis dantidak liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang
menyebabkan pori makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan
draianse tanh pasiran relatif lebih baik.
·
Debu (0,002mm –
0,05mm) sebenarnya merupakan pasir mikrodan sebagian besar adalah kuarsa.
Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.
·
Liat (<0,002 mm)
berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis,
sofat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap
energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan
yang disebut sebagai panas pembasahan.
Jenis tanah terdiri dari tanah
humus, tanah kapur, tanah pasir, tanah vulkanik, tanah podzolik, tanah aluvial,
tanah laterit, tanah liat dan tanah gambut.
1. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang
terdapat pada lapisan atas, memiliki warna yang gelap dan bersifat gembur.
Tanah ini terbentuk dari pembusukan tumbuhan-tumbuhan di atasnya. Tanah humus
banyak di temukan di hutan tropis termasuk Indonesia.
2. Tanah Kapur
Tanah kapur terbentuk dari pelapukan
batuan kapur. Tanah kapur sangat mudah di lalui air dan sedikit mengandung
humus. tanah jenis ini cocok untuk pertumbuhan jati.
3. Tanah Pasir
Tanah pasir sangat mudah di lalui
air atau bersifat porus. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Tanah pasir
kurang baik bagi pertanian, karena mengandung sedikit humus, tetapi cocok untuk
bangunan.
4. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik banyak terdapat di
lereng gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal
setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah ini bersifat sangat subur dan
sangat cocok untuk bercocok tanam.
5. Tanah Podzolik
Tanah podzolik mudah di temukan di
pegunungan bercurah tinggi dan beriklim sedang. Tanah jenis ini terbentuk dari
pelapukan batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga warna tanah ini
kecoklatan. Tanah ini kurang subur karena mineral terbawa oleh air hujan.
6. Tanah Aluvial
Tanah aluvial di sebut juga tanah
endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa air hujan ke daratan
rendah. Tanah ini bersifat subur karena terbentuk dari kikisan tanah humus.
7. Tanah Laterit
Tanah laterit berada di lapisan
bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur.
8. Tanah Liat
Tanah liat atau tanah lempung
terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini
sukar di lalui air, tetapi mudah di bentuk sehingga di manfaatkan untuk membuat
gerabah.
9. Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah
rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, berstruktur lunak dan basah.
Tanah gambut kurang subur sehingga tak cocok untuk pertanian.
Tanah tanah dibedakan satu dari yang
lain oleh hal-hal seperti:
·
Jumlah dan macam horizon dan profilna
·
Susunan horizonnya
·
Warna
·
Distribusi ukurran partikelnya dan strukturnya
·
Sifat kimia dan mineralogi
·
Faktor iklimdan masih banyak lagi
Kalsifikasi order adalah klasifikasi
umu dan sangat luas berdasarkan gambaran gambaran berbeda yang sedikit
jumlahnya. Hanya ada 10order, yaitu:
·
Entisol : tanah baru (belum memunyai perkembangan profil
atau perkembangan profitnya lemah, tanah berbatu, enapan sungai yang baru, dan
lain lain)
·
Vertisol : tanah yang terbalik (tanah liat yang pecah pecah
dan retak retak)
·
Inceptisol : (permulaan) atau muda (profit lemah atau baru
saja mulai)
·
Aridisol : tanah arid (daerah tandus dan kering)
·
Mollisol : tanah lembut/tebal A, dan berkembang dibawah
rumput
·
Spodosol : berabu (podzal) horizon E yang terputus, akulasi
iron aluminium (al) dan besi (fe)
·
Alfisol : pedalfer (istilah lama, menunjukan akumulasi
aluminium dan besi)
·
Ultisol : pencucian sempurna (tanah kuning kemerahan)
·
Oxisol : tanah axid (latosols, tanah merah yang dalam
diantara banyak tanah-tanah tropis)
·
Histosol : jaringan (organik), (kandungan bahan organk lebih
dari 30 % dan dalamnya lebih dari15 %)
Faktor
faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah:
~
Berat ringannya tanah
~
Semakin tinggi
kandungan liat semakin berat
~
Bahan organik
~
Semakin tinggi
bahanorganik maka derajat kerut tanah semakin kecil
~
komposisi mineral dan
kimiaya
~
Iklim
~
Keadaan alam
Percobaan derajat kerut tanah pada
acara 3 ini adalah tanah ultisol, pengamatan dilakukan pada 2 wadah yaitu cawan
I dan cawan II yang berisi tanah ultisol yang sebelumnya telah diolesi vaseline
agar saat penjemuran tanah yang mengkerut tidak menempel pada cawan. Dilakukan
penjemuran di bawah sinar matahari, dan diamati setiap 2 jam sekali.
Selanjutnya dilakukan pengukuran sebanyak 7 kali.
Praktikum penetapan derajat kerut
tanah ini tanah yang diamati adalah entisol, ultisol, andisol, inseptisol dan
vertisol. Pada pengamatan yang pertama tanah untisol menunjukkan adanya
perubahan volume tanah (berkerut), kemudian pengamatan berikutnya juga
menunjukkan perubahan. Dari hasil pengamatan diperoleh derajat kerut tanah pada
tanah ultisol ulangan ke-1 yakni 9,4% dan pada ultisol ulangan ke-2 yakni 13 % sehingga derajat kerut
rata-ratanya yaitu 11,2%.
Pada pengamatan tanah andisol derajat
kerut tanah ulagan ke-1 yakni 10,08% dan ulangan ke-2 yakni 3,83%. Dengan
rata-rata derajat kerut tanah yakni 6,9%. Pada pengamatan tanah entisol derajat
kerut tanah ulagan ke-1 yakni 15% dan ulangan ke-2 yakni 12%. Dengan rata-rata
derajat kerut tanah yakni 13,5%. Pada pengamatan tanah ventisol derajat kerut
tanah ulagan ke-1 yakni 29,9% dan ulangan ke-2 yakni 27%. Dengan rata-rata
derajat kerut tanah yakni 28,45%. Pada pengamatan tanah inceptisol derajat
kerut tanah ulagan ke-1 yakni 7,4% dan ulangan ke-2 6,5%. Dengan rata-rata
derajat kerut tanah yakni 6,95%.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Derajat kerut tanah adalah kemapuan
tanah untuk mengembang dan mengerut.
2. Terdapat beberapa jenis tanah yaitu
tanah humus, tanah kapur, tanah gambut, tanah vulkanik, tanah pasir, tanah
podzolik, tanah aluvial, tanah laterit dan tanah liat.
3. Faktor
faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah yaitu berat ringannya tanah, bahan
organik, komposisi mineral dan kimiaya, Iklim, keadaan alam.
Tanah ultisol
memiliki derajat kerut sebesar 11,2%
B.
Saran
Pada praktikum
kali ini praktikan harus memliki ketelian yang
tinggi dalam pengukuran dan kesabaran dalam meniliti setiap perubahan/kerutan yang
terjadi pada tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas
Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu
Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi
Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan
Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
4
PENGAMATAN
TANAH DENGAN INDRA
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ
Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Pada
mulanya tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal
daribebatuan yang mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga
membentuk regolit. Konsep ini dikembangkan oleh para Geologis pada akhir abad
XIX. Pandangan revolusioner mengenai
tanah dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada sekitar tahun 1870,berdasarkan
hasil pengamatannya terhadap:
(1) Perbedaan-perbedaan
berbagaijenis tanah dijumpainya suatu jenis tanah yang sama jika kondisinya
relatif sama.
(2) Masing
masing jenis tanah mempunyai morfologi yang khas sebagai konsekuensi
keterpaduan pengaruh spesifik dari iklim, jasad hidup, bahan induk, topografi
dan umur tanah.
(3) Tanah
merupakan hasil evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa.
Dinamika
an evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bahwa tanah adalah bahan mineral
yang tidak padat terletak dipermukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami
perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang
meliputi bahan induk, iklim, organisme,dan topografi pada satu periode waktu
tertentu. Suatu peciri-beda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan
biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding dengan bahan
induknya, yang variasinya tergantung pada faktor faktor pembentuk tanah
tersebut.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum acar 4 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu
·
Untuk mengetahui warna
tanah
·
Untuk mengetahui
struktur tanah
·
Untuk mengetahui
tekstur tanah
·
Untuk mengetahui konsistensi
tanah
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah akumulasi tubuh alam
bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman,
dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu
pula. Berdasar definisi tanah tersebut, dikenal lima macam faktor pembentuk
tanah, yaitu :
1. Iklim
2. Kehidupan
3. Bahan induk
4. Topografi
5. Waktu.
Dari kelima faktor
tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan
tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis
besar proses pembentukan tanah dibagi dalam
dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan
tanah.
Tanah
memiliki sifat fisik berupa warna tanah, tektur tanah, struktur tanah,
konsistensi tanah, bobot tanah, porositas, aerasi tanah dan temperatur tanah.
Warna
Tanah
Warna
merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umunya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin
tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap.
Dilapisan
bawah dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk banyaknya senyawa Fe yang didapat. Didaerah berdrainase
buruk yaitu daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu abu
karenasenyawa Fe terdapat dalam oksidasi Fe+++ misalnya dalam
senyawa Fe2 O3 yang berwarna merah. Bila tanah
kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping warna abu-abu di
dapat pula bercak-bercak aratan merah atau kuningyaitu ditempat tempat dimana
udara dapat masuk sehingga terjadi oksidsi besi ditempat tersebut. Beberasa
jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih
terang.
Tekstur
Tanah
Tanah
terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran
lebih dari 2mm sampai lebih kecil dari 0,5 mm. Pedon disebut fragmen batuan atau
bahan kasar. Bahan tanah yang lebih halus disebut fraksi tanah halusdan dapat
dibedakan menjadi :
·
Pasir : 2mm - 50µ
·
Debu : 50 µ - 2 µ
·
Liat : kurang dari 2 µ
Tekstur
tanah menunujukan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus. Berdasar atas
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokan
dalam beberapa macam kelas tekstur.
Sruktur
Tanah
Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil daributir-butir tanah. Gumpalna struktur ini
terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lainoleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk , ukuran dan kemantapan yang
berbeda-beda.
Daerah
curah hujan tinggi umunya ditemukan struktur remah atau granuler di permukaan
dan gumpal di horizon bawah. Di daerah kering sering dijumpai tanah dengan
struktur tiang atau prisma di lapisan bawah.
Dtruktur
lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1mm sampai lebih ari 10 mm. Prisma dan
tiang antara kurang dari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang
dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Granuler kurang dari 1 mm sampai lebih dari
10 mm. Remah kurang dari 1 mmsampai lebih dari 5 mm.
Konsistensi
Tanah
Konsistensi
tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir
tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan-tanah terhadap
gaya-gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan,
pembajakan, dan sebagainya. Tanah-tanah yang memiliki konsistensi baik umunya
mudah diolah dan tidak melekat pada pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat
ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi
tanah aharus disesuaikan engan keadaan tanah tersebut.
Dalam
keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur sampai teguh.Dalam
keadaan kering tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras. Dlam
keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastissampai tidak plastis
atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam
keadaan lembab atau kering kosistensi tanah ditentukan dengan meremas segumpal
tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur maka tanah dikatakan berkonsistensi
gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur
dengan remasan tersebut tanah dikatakan beronsistensi teguh ataukeras.
Dalam
keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat paa jari atau mudah tidaknya
membentuk bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum acara 4 ini tidak dibutuhkan banyak alat dan bahan. Bahan yang dibutuhkan
hanya tanah dan air. Alat yang dibutuhkan untuk menetili warna tanah yaitu buku
Munsell Soil Color Chart, botol semprot, sedangkan untuk meneliti tekstur dan
struktur hanya dilakukan dengan tangan.
B.
Prosedur
Kerja
Pada
percobaan penetapan warna tanah dilakukan dengan cara:
1. Gumpalan
tanah diambil secukupnya lalu ditetesi air dengan botol semprot sedikit hingga
lembab.
2. Gumpalan
tanah lembaba terseebut dimasukan ke dalam lubang kertas buku Munsell Soil
Color Chart lalu diamati warnanya.
3. Hasil
notasi warna dicatat.
Pada
percobaan penetapan tekstur tanah dilakukan dengan cara:
1. Gumpalan
tanah diambil secukupnya dan ditetesi air dengan botol semprot hingga tanah
tersebut dapat ditekan.
2. Tanah
tersebut dipijat dengan ibu jari an telujuk dan dibuat benang sambil dirasakan
kasar halunya tanah.
3. Hasilnya
kemudian dicatat.
Pada
percobaan penetapan strktur tanah dilakukan dengan cara:
1. Sebongkah
tanah diambil lalu dipecahkandengan cara ditekan dengan ibu jati atau dengan
dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
2. Kemudian
serpihan tanah yang hancur diamati bentuk, kelas dan derajatnya.
3. Hasilnya
kemudian dicatat.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Warna
dan Tekstur Tanah
No
|
Jenis
warna
|
Warna
tanah
|
Tekstur
tanah
|
|
Notasi
warna
|
Nama
warna
|
|||
1
|
Ultisol
|
7,5
YR 4/4
|
Dark
brown
|
Lempung
berliat
|
2
|
Vertisol
|
10
YR 3/1
|
Very
dark grey
|
Lempung
berliat
|
3
|
Andisol
|
10
YR 2/2
|
Very
dark brown
|
Lempung
berliat
|
4
|
Entisol
|
10
YR ¾
|
Dark
yellowish brown
|
Lempung
berliat
|
5
|
Inseptisol
|
7.5
YR ¾
|
Dark
brown
|
Lempung
berpasir
|
Struktur Tanah
No
|
Jenis
tanah
|
Struktur
tanah
|
||
tipe
|
kelas
|
Derajat
|
||
1
|
Ultisol
|
Remah
|
Sedang
|
2
|
2
|
Vertisol
|
Pejal
|
-
|
3
|
3
|
Andisol
|
Kersai
|
Halus
|
1
|
4
|
Entisol
|
Kersai
|
Halus
|
1
|
5
|
Inseptisol
|
Kersai
|
Sangat
halus
|
1
|
Konsistensi
Tanah
No
|
Jenis
tanah
|
Konsistensi
basah
|
Konsistensi
lembab
|
Konsistensi
kering
|
|
Kelekatan
|
Keliatan
|
||||
1
|
Ultisol
|
Agak
lekat
|
Agak
plastis
|
Sangat
gembur
|
Agak
keras
|
2
|
Vertisol
|
Agak
lekat
|
Tidak
plastis
|
Teguh
|
Keras
|
3
|
Andisol
|
Tidak
lekat
|
Tidak
plastis
|
Lepas
|
Lepas
|
4
|
Entisol
|
Agak
lekat
|
Plastis
|
Sangat
gembur
|
Lunak
|
5
|
Inseptisol
|
Lekat
|
Tidak
plastis
|
teguh
|
Keras
|
B.
Pembahasan
Warna Tanah
Warna
merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyi efek langsung terhadap
tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap
temperatur dan kelembapan tanah.
Warna
tanah dapat meliputi putih, merah, coklat , kelabu, kuning, dan hitam ,
kadfangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai
warna ynag tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust),
kerapkali 2 – 3 warna terjadi dalam bentuk spot spot, disebut karatan.
Warna
tanah ditentukan dengan menggunakan warna warna buku yang terdapat dalam buku
Munsell Soil Color Chart. Dalam buku ini warna disusun oleh 3 variabel yaitu :
hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan
panjang gelombangnya. Value menunjukan gelpa terangnya warna sesuai dengan
banykanya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukan kemurnian atau kekuatan
dari warna spektru (hue).
Dalam
buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR,
7,5YR, 10YR, 2,5Y, 5Y, yaitu mulai darispektrum dominan paling merah (5R) ampai
spektrum dominan paling kuning (5Y). Di samping itu sering ditambahkan pula hue
untuk warna warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG dan N(netral).
Value
dibedakan dari 0 sampai 8 dimana makin tinggi value menunjukan warna makin
terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi dari 0 sampai
8 dimana semakin tinggi chroma menunjukan kemurnian spektrum atau kekuatan
warna spektrum makin meningkat.
Tekstur
Tanah
Tanah
terdiri dari butir-buitir tanah berbagai
ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari
pedon disebut fragmen bantuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai
batu). Bahan bahan tanah yang lebih halus (< 2 mm) disebut fraksi tanah
halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi:
·
Pasir : 2mm - 50µ
·
Debu : 50µ -2 µ
·
Liat :kurang dari 2 µ
Tektur
tanah ialah perbandingan relatif fraksi fraksi pasir debu dan liat. Tekstur
tanah menunjukan kasar halusnya tanah darifaksi tanah halus (<2mm). Tekstur
tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir
seimbang.
Tekstur
tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah
basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus
kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan
cara sebagai berikut:
·
Pasir ; rasa kasar
sangat jelas, tidak melekat, tidak dapat dibentuk boladan gulungan
·
Pasir berlempung ; rasa
kasar jelas, sedikit sekali melekat, dapat dibentuk bola dan mudah sekali
hancur
·
Lempung berpasir ; rasa
kasar agak elas, agak melekat, dapat dibuat bola,mudah hancur
·
Lempung ; rasa tidak
kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bolaagak teguh, dapat
sedikit dibuat gulungan dengan ppermukaan mengkilat
·
Lempung berdebu ; rasa
licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh dapat dibuat gulungan
dengan peemukaan mengkilat.
·
Debu ; rasa licin
sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dapatdibuat gulungan dengan
permukaan mengkilat
·
Lempung berliat ; rasa
agak licin, agal melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur
·
Lempung liat berpasir ;
rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat. Dapat dibentuk biola
agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudahhancur
·
Lempung liat berdebu
;rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat.
·
Liat berpasir ; rasa
halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dapat dibuat bola
teguh,mudah digulung
·
Liat berdebu ; rasa
halus, nerat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah
digulung
·
Liat ; rasa berat,
halus, sahat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung.
Struktur
Tanah
Istilah
struktur digunakan untuk menyatakan komposis fraksi pasir, debu dan liat. Akan
tetapiapabila partikel-partikel ini tersusun menjadi agregrat-agregat, maka
istilah strukturlah yang kita gunakan. Pada dasarnya yang dinamakan struktur
tanah adalah penyusun partikel-partikel tanah primer seperti pasr, debu dan
liat membentuk agregat agregat. Dimana satu agregat dengan yang lainya dibatasi
oleh bidang belah alami yang lemah.
Struktur
dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban,
porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar.
Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah. Gumpalan struktur tanah
ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat trikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida oksida besi dan lain lain. Gumpalan
gumpalan kecil ini mempunya bentuk ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
Terdapat
empat bentuk utama struktur tanah,yaitu;
·
Bentuk lempung ;
dimensi horizontal lebih berkembang dari vertikal, menghasilkan bentuk lempeng.
Lempeng tebal disebut platy, sedangkan lempeng tipis disebut laminar.
·
Bentuk prisma ; sumbu
vertikal lebih berkembang dari lainnya, bagian samping agak datar (flat),
menghasilkan bangunan bentuk pillar. Jika puncak ped adalah disebut struktur
coloumnat, jika datar disebut prisma.
·
Bentuk gumal ;
perkembangan ketiga dimensi lebih kurang sama dengan ped-ped terbentuk serupa
kubus dengan muka datar atau bulat. Jika mukanya adatar dan pinggirannya
bersudut datar maka strukturnya dinamakan gumpal bersudut.
·
Bentuk speroidal ;
berbentuk ulat atau spheroidan dan semua sumbu lebih kurang sama panjangnya
dengan muka tidak beraturan. Biasanya ukuran strukturnya kecil , agregat
agregat dari group ini dimnamakan granular relatif kurang porus: dan jika
susunan granula sangat porous dinamakan remah.
Keempat
bentuk utama tersebut diatas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah.,
yaitu:
·
Bentuk Lempeng (platy): sumbu vertikal <
sumbu horizontal, ditemukan di horison E atau pada lapisan padas liat
·
2. Prisma: Sumbu
vertikal > sumbu horizontal bagian atasnya rata, di horison B tanah daerah
iklim kering
·
Tiang: Sumbu vertikal > sumbu
horisontal, bagian atasnya membulat, di horison B tanah daerah iklim kering
·
Gumpal bersedut: Seperti kubus dengan
sudut-sudut tajam. Sumbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah daerah
iklim basah
·
Gumpal membulat: Seperti kubus dengan
sudut-sudut membulat. Simbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah
daerah iklim basah
·
Granuler: Bulat-porous, di horison A
·
Remah: Bulat sangat porous, di horison A
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah
ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukan
manifestasi gaya gaya fisika yakni kohesi dan adehi yang bekerja di dalam tanah
pada kandungan air yang berbeda beda.
Setiap materi
tanah memiliki konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu benar atau kecil,
dalam keadaan alamiah ataupun sangat terganggu, berbentuk agregat atau tanpa
struktur, maupun dalam keadaan lembab atau kering
Sekalipun
konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat sau sama lain, struktur tanah
menyangkut bentuk , ukuran pendefinisan agregat alamiahyang merupakan hasil
dari keragaman gaya tarikan dalam masa tanah, sebaliknya konsistensi meliputi
kekuatan dan corak dari gaya gaya tersebut.
Konsistensi tanah
tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid koloid inorganik dan organik,
struktur dan terutama kandungan air tanah. Dengan berkurangnya kandungan air,
umumnya tanah tanah akan kehilangan sifat melekatnya dan plastisnya dan dapat
menjadi gembur dan lunak dan akhirnya jika kering menjadi keras dan coherent.
Konsistensi
tanah menunjukkan kekuatan daya tahan atau daya adhesi butir tanahdengan benda
lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan terhadap gaya akan merubah bentuk
atau gaya-gaya tersebut, misalnya pencangkokan, pembajakan dan
sebagainya.Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan
tidak melekat pada alat pengolah tanah oleh karena itu dapat ditemukan dalam
keadaan lembab, basahatau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan
dengan keadaan tanahtersebut. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan
permukaan pada tiap satuan bidangsinggung dan luar bidang singgung. Akibatnya
kekuatan adhesi menurun tajam pada keadaan jenuh air, kekuatan adhesi hilang dan
tanah berubah menjadi Lumpur.
Pengamatan warna yang dilakukan
dengan buku Munsell Soil Coor Chart dan tekstur tanah diketahui bahwa tanah
ultisol memiliki warna dark brown dengan notasi 7,5 YR 4/4 dan bertekstur
lempung berliat. Tanah vertisol memiliki warna very dark grey dengan notasi 10
YR 3/1 dan bertekstur lempung berliat. Tanah andisol memiliki warna very dark
brown dengan notasi 10 YR 2/2 dan bertekstur lempung berliat. Tanah entisol
memiliki warna dark yellowish brown dengan notasi 10 YR ¾ dan bertekstur
lempung berliat. Tanah inseptisol memiliki warna dark brown dengan notasi 7,5
YR ¾ dan bertekstur lempung berpasir.
Pada pengamatan struktur tanah
dihasilkan data yang menunjukan bahwa tanah ultisol memiliki kelas sedang,
bertipe remah, dan berderajat 2. Tanah vertisol bertipe pejal, dan berderajat
3. Tanah andisol memiliki kelas halus, bertipe kersai, dan berderajat 1. Tanah
entisol memiliki kelas halus, bertipe kersai, dan berderajat 1. Tanah
enseptisol memiliki kelassangat halus, bertipe kersai, dan berderajat 1.
Pada pengamatan konsistensi tanah
dihasilkan data yang menunjukan bahwa tanah ultisol pada konsistensi basah
bersifat agak lekat dan agak plastis, pada konsistensi lembab bersifat sangat
gembur dan pada konsistensi kering bersifat agak keras.Tanah vertisol pada
konsistensi basah bersifat agak lekat dan tidak plastis, pada konsistensi
lembab bersifat teguh dan pada konsistensi kering bersifat keras.Tanah andisol
pada konsistensi basah bersifat tidak lekat dan tidak plastis, pada konsistensi
lembab bersifat lepas dan pada konsistensi kering bersifat lepas.Tanah entisol
pada konsistensi basah bersifat agak lekat dan plastis, pada konsistensi lembab
bersifat sangat gembur dan pada konsistensi kering bersifat agak lunak. Tanah
inseptisol pada konsistensi basah bersifat lekat dan tidak plastis, pada
konsistensi lembab bersifat teguh dan pada konsistensi kering bersifat keras.
Pengamatan
tanah dengan indra yaitu pengamatan penampang tanah dengan menggunakan indra
penglihatan, dan perasa. Manfaat dari pengamatan tanah dengan indra dalam
bidang agribisnis agar dapat mengetahui sifat sifat fisik tanah dan morfologi
dalam guna mengestimasi kesuburan pada tanah.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Warna
merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah.
2. Tektur
tanah ialah perbandingan relatif fraksi fraksi pasir debu dan liat. Tekstur
tanah menunjukan kasar halusnya tanah darifaksi tanah halus (<2mm).
3. Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah.
4.
Konsistensi tanah ialah istilah yang
berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya
gaya fisika yakni kohesi dan adehi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan
air yang berbeda beda.
B.
Saran
Praktikanharusmemilikiketelian yang
tinggidankepekaanindra yang baiuntukmenentukanstruktur,
teksturdankonsistensitanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas
Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu
Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi
Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan
Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief,
Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka
Buana.Bandung.
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
5
PENGENALAN
PROFIL TANAH
Oleh:
Nama : Monica Sari
NIM : A1C114006
Rombongan : I
PJ
Asisten : Ratna Purwanti
KEMENTRIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah merupakan
hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari
lapisan-lapisan yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau
perkembangan tanah dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan,
perubahan atau translokasi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi
yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai
gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana
dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl);
dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan
Tiap jenis tanah dan tipe tanah
memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat – sifat fisis maupun kimianya.
Pada teori ini tanah memiliki horizon – horizon sebagai akibat berlangsungnya
evolusi genetis didalam tanah. Profil tanah ialah penampang vertical tanah
dimulai dari peruntumukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah.
Solum tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B.
terdapatnya horizon – horizon pada tanah – tanah yang memiliki perkembangan
genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam
perkembangan pembentukan profil tanah.
Horison
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses
pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah
tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum acar 5 Dasar Ilmu Tanah yaitu:
·
Untuk menganl profil
profil tanah
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Darmawijaya (1990) lebih menitikberatkan ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan
alam murni dalam hal:
(1) asal
mula dan pembentukan tanah yang tercangkup dalam bidang kajian genesis tanah,
(2) nama
nama, sistematik, sifatkemampuandan penyebaran berbagi jenis tanah yang
tercakupdalam bidang kajian klasifikasi dan pemetaan tanah.
Hasil
kajian tanah secara pedologis ini dapat dimanfaatkansebagai acuan dasar dalam
pemanfaatan masing masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian
pedoman antar lain menliputi Agrogeologi, Fisik, Kimia, Biologi tanah,
Morfologi tanah dan Klasifikasitanah, Survei dan pemetaan tanah, Analisis
bentang lahan, Ilmu Ukr Tanah,Perencanaa dan pengembangan wilayah.
Banyak
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, tetapi hanya lima faktor
yang diaggap paling penting, yaitu iklim, organisme, bahan induk, topogradi dan
waktu.Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk
tanah berubah berturut turutmenjadi tanah tmuda, tanah dewasadan tanah tua.
Tanah
muda pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan
bahan organik dan bahan mineral, pencapuran bahan organik dan bahan mineral
dipermukaan tanah dan pembentukan struktur tanah karena pengaruh bahan organik
tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan horizon C. Sifat tanah
masih didominasi oleh sifat sifat bahan induknya. Termasuk tanah mudaadalah
jenis tanah entisol.
Tanah
dewasa dengan proses yang lebih lanjut maka tanah tanah muda dapat berubah
menjadi tanah dewasa yang dengan proses pembentukan horizon B. Horizon B yang
terbentuk adalah horizon B yang masih muda sebagi hasil dariproses alterasi
bahan induk atau ada penambahan bahan bahan tertentu. Dalam jumlah sedikit dari
lapisan atas. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi,
karena unsur unsur hara di dalam tanah cukup
tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian usur hara belum lanjut.
Jenis tanah yang termasuk dalam tingkat ini antara lain inceptisol, andisol,
vertisol, mollisol, dan sebagainya.
Tanah
tua dengan meningkatnya umur maka proses pembentukan tanah berjalan lebih
lanjut, sehingga terjadi perubahan perubahan yang lebih nyata pada horizon Adan
B dan terbentuklah horizon horizon A, E, EB, BE, Bt, Bs, Bo, BC dan lain lain.
Disamping itu pelapukan mineral dan pencucian basa basa mekin meningkat
sehingga tinggal mineral mineral yang sukar lapuk di dalam tanah dan tanah
menjadi kuus dn masam. Jenis jenis tanah tua tersebut antara lain tanah ultisol
dan oxisol.
Sifat
morfologi tanah adalah sifat sfat tanha yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. Ebagian besar dari sifat sifat morfologi tanah merupakan sifat
fisikdari tanah tersebut. Ciri ciri morfologi suatu tanah sangat bergna untuk
mengetahui jenis tanah dan tingkatkesuburan tanah.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum acar 5 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan. Larutan HCl 10%, larutan αα-dipiridil dalam 1
N NH4Oac netral, dan air.
Bahan
yang dibutuhkan yaitu larutan H202 3%,Alat yang digunakan yaitu bor tanah,
abney level untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol
semprot, belati, kertas label,meteran, buku Munsell Soil Color Chart, kantong
plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian
profil.
B.
Prosedur
Kerja
Tahap
tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 1, yaitu:
1. Tempat
pembuatan profil dipilih. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) di
tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3
tempat berjarak 1 meter yang bertujuan untuk mencapai keseragaman.
2. Lubang
digalai sedemikian rupa sehingga profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar
1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga
(trap) kebawah untuk memudahkan pengamatan turun.
3. Pengamatan
dilakukakn dengan menentukan batas hrison dengan cara delati ditusuk-tusukan di
lapisan tanah dan dirasakan perbedaan yang ada.
4. Setelah
batas batas horison ditentukan, dalamnya lapisan horison diukur dengan meteran.
5. Setelah
itu sampel tanah diambil.
6. Ampel
tanah tersebut kemudian diamati.
7. Sampel
tanah dicocokan warnanya dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
8. Sampel
tanah dipijit dengan ibu jari dan telunjuk dan dirasakan tekstur tanahnya.
9. Samel
tanah diliat struktur tanahnya
10. Sampel
tanah ditetesi dengan HCl lalu dilihat reaksinya.
11. Sampel
tanah ditetesi dengan H2O2 dan dilihat reaksinya.
12. Sampel
tanah diberi air kemudian diukur pHnya dengan kertas lakmus.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Nomor
lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Dalam
lapisan (cm)
|
0-33
|
33-59
|
59-77
|
77-83
|
83-106
|
Simbol
lapisan
|
O
|
A
|
A1
|
B
|
C
|
Batas
lapisan
|
G
|
G
|
C
|
A
|
D
|
Warna
tanah
|
10
YR ¾
Dark
yellowish
|
7,5
YR ¾
Dark
brown
|
7,5
YR ¾
Dark
brown
|
10
YR ¾
Dark
yellowis brown
|
10
YR ¾
Dark
yellow brown
|
Tekstur
tanah
|
S,
CL
|
CL
|
CL
|
CL
|
L
|
Struktur
tanah
|
1,
VF
|
1,
M
|
2,
M
|
2,
M
|
2,
F
|
Konsistensi
|
L=VF
|
B=S,P
L=VF
K=S
|
B=SO
L=VF
|
B=SS,PS
L=F
|
B=SS
L=F
K=S
|
pH
tanah (lapang)
|
5,5
|
5
|
5,5
|
5
|
5
|
Reaksi
terhadap HCl
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Perakaran
|
Halus,
banyak sampai = 170 cm
|
||||
Reaksi
terhadap H2O
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Batas
topografi
|
W
|
W
|
S
|
S
|
B
|
B.
Pembahasan
Secara
vertikal tanah membentuk horizon-horizon yang berbeda-beda baik dalam
morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik , kimiawi
biologis masing masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor
lingkungan terhadap : (1)bahan induk asalnya maupun (2)bahan-bahan eksternal
berupa bahan organik sisa sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral
nonbahan-induk yang berasal dari letusAn
gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam
lapisan ermukaan bumi setebal 100-120 cm disebut sebagai profil tanah.
Profil
tanah merupaka irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke
bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiridarihorizon-horizon
O-A-E-B-C-R.
·
Horizon O
Horizon
ini dilahan kering ditemukan teutama pad tanah tanah hutan yang belum
terganggu. Merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lpisa tanah mineral.
di daerah rawa rawa horizon O merupaka horizon utama pada tanah gambut
·
Horizon A
Horizon
ini dioermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan mineral
berwarna lebih gelap aripada horizon dibawahnya
·
Horizon E
Horizon
dimana terjadi pencucian (eluviasi) meksimum terhadapliat, fe, al, baha
organik. Berwarna pucat.
·
Horizon B
Horizon
bawah yang terbentuk karena berbagai halsepeti; penimbunan liat yang berasan
dari horizon eluviasi, penimbunan fe dan al oksida yang berasal dari horizon
eluviasi, penimbunan humus yang berasal dari horizon eluviasi, Penimbunan
relatif fe dan al oksidaakibat pencucin silika, alterasi dari bahan induk yang
emebebaskan oksida besi dan lain lain shingga berwarna lebih merah atau
membentuk struktur tanah, terdapat bidang kilir akibat gesekan agregat tanah
yang mengembang bila basah dari mengkerut bila kering.
·
Horizon C
Bahan
induk, sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat ditembus akar tanaman.
·
Horizon R
Batuan
keras yang belum lapuk. Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman.
Kegunaan
langsung dari pengamatan profil tanah antar lain adalah utuk mengetahui:
·
Kedalaman lapisan olah
atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk
berpenetrasi, makin dangkal berarti makin tpis sitem perakarannya, sehingga
jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk
tumbang . informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan
teknik pennanamannya.
·
Kelengkapan atau
differensiasi horizo pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atuproses
proses pembentukan yang telah dilalui, makin lengkap horizon-horizon tanah
berat mkakin tua umur tanah, namun kelengkapan atau differensiasi horizon ini
akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.
·
Warna tanah meruapakan
indikator sifat kimia tanah. Gelap
berarti banyak mengandung bahan organik tanah atau belum mengalami
pelindian hara secara intensif sehingga relatif subur. Warna terang atau pucat
berarti mengandung baha organik tanah rendah atau telah mengalami pelindian
hara intensif. Tanah yang berwarna
homogen bersih menunjukan sirkulasi udara an airyang baik., sedangkan tanah
yang tidkak bersih atau berbercakmenunjukan aerasi dan drainase yang tidak
baik.
Pada
praktikum acar 5 meneliti tentang profil tanah dengan menguji wrna tanah,
tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi, ph anah, reaksi terhadap hcl dan
h2o2.
Pengamatan
dimuali dengan menetukan lapisan tanah dengan cara menusuk nusuk dengan tanah
untuk merasakan tanah dan dengan melihat warna tanah, setelah itu ukur dalamnya
lapisannya. Dalam pengamatan lapisan harus perhatikan pula:
·
Kejelasannya yang dibedakan atas :
a= Abrupt
(nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c= Clear
(jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g= Gradual
(berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d= Diffuse
(baur), batas peralihannya >12,5 cm
·
Topografi batas horison yang
dibedakan atas :
s= smooth
(rata), batasnya lurus teratur
w= wavy
(berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i=
irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b= broken
(terputus), batas horison tidak dapat disambung.
Setelah
selali mengamati lapisan tanah dan telah mengetahu batas lapisan dan batas
topografi langkah selanjutnya yaitu mengambil sampel tanah tersebut untuk
diteliti warna, tekstur,struktur dan konsistensi tanah,serta pH dan reaksi
tanah terhapa larutan Hcl an H2O2.
H2O2 berfungsi untuk menguji adanya bahan
organik. Sedangkan HCl, berfungsi untuk mengetahui derajat keasaman suatu tanah
dan menentukan adanya asam karbonat dalam tanah. Berikut reaksi dari uji
terhadap kandungan bahan organik tersebut:
Mn + H2O2 è akan mengeluarkan asap
CaCO3 + H2O2 è akan bergelembung
reaksi antara tanah dengan HCl tidak
menunjukkan suatu reaksi, sehingga tidak ada asam karbonat pada tanah yang
diamati profilnya.
Hasil praktikum acara 5 yaitu, horizon O berada
pada 0-33 cm dari permukaan tanah dengan ketebalan 33 cm, dimana horizon
tersebut banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, berwarna
dark yellowish dengan pH 5,5. horizon A berada pada33-59 cm dari permukaan
tanah dengan ketebalan 26 cm, berwarna dark brown. horizon A1 dengan ketebalan
18 cm. horizon B dengan ketebalan 6 cm. Horizon C bagian tanah yang hampir
mendekati bed rock, dengan ketebalan 23 cm dengan warna dark yellowish.
Kemudian diambil contoh tanah untuk diuji dengan cara seperti acara 4 yaitu
pengamatan dengan indra.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Profil
tanah merupaka irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke
bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiridarihorizon-horizon
O-A-E-B-C-R.
2. Berdasar
hasil dari pengamatan tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa tanah yang diamati
bersifat asam
3.
Saran
Pada
praktikum kali ini praktikan membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk menetukan
batas-batas horison.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas
Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu
Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi
Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan
Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief,
Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka
Buana.Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar