Sabtu, 02 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH






Oleh:
Nama                 : Monica Sari
NIM                   : A1C114006
Rombongan      : I
PJ Asisten         : Ratna Purwanti



KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


KATA PENGANTAR

            Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat  Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,  sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah ini.
            Penulis menyadari begitu banyak sumbang dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Dasar Ilmu Tanah ini. Dalam kesempatan ini pula izinkan penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:
1.      Orang Tua
2.      Para Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
3.      Teman-teman Agibisnis 2014
            Yang telah memberikan arahan, dengan sekaligus dukungan hingga pada akhirnya dapat terselesaikan penyusunan laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah ini. Penulis juga menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna,  oleh karenanya penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam memperbaiki laporan ini. Akhir kata semoga laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.
Purwokerto,     Mei 2015
Penulis




LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 1
PENYIAPAN CONTOH TANAH




Oleh:
Nama                 : Monica Sari
NIM                   : A1C114006
Rombongan      : I
PJ Asisten         : Ratna Purwanti


KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


I.                  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemaham fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukin yang mulai melakukan pemindahtanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal.
Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit. Dalam pertanian tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat mempelajari dengan baik perlu mengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Tanah memiliki sifat sifat yang berbeda seriap daerah karena adanya perbedaan faktor dalam pembentukan tanah seperti iklim yang berbeda antara daerah tropis dan subtropis. Bahkan dalam lapisannyapun terdapat perbedaan struktur. Tanah juga memiliki berbagai macam jenis.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 1 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·         Untuk menyiapkan contoh tanah kering berdiameter 2 mm, 1 mm dan tanah halus (diameter kurang dari 0,5 mm) yang akan digunakan untuk acara penetapan kadar air,derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.

II.               TINJAUAN PUSTAKA

Praktikum pengambilan contoh tanah adalah kegiatan pengambilan sampel tanah untuk meneliti lebih lanjut karakter dari tanah tersebut karena penelitian tidak dapat dilakukan di lapangan makan dibutuh kan sampel tanah. Lokasi pengambilan contoh tanah dipilih dengan sedemikian rupa agar dapat mewakili keseluruhan tanah di daerah tersebut. Macam contoh tanah berdasarkan pemilihan lokasinya, yaitu:
1.      Contoh terduga (Judgement Sample)
2.      Contoh acak (Random Sample)
3.      Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)
4.      Contoh sistematik (Systematic Sample)
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Untuk meneliti sifat tanah di laboratorium diperlukan tiga macam cara pengambilan tanah, yaitu:
1.      Contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample) digunakan untuk penetapan berat jenis isi, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah.
2.      Contoh tanah tidak utuh/terganggu ((disturbed Soil Sample)digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analis kimia tanah.
3.      Contoh tanah dengan agrergat utuh digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan merekrut yang dinyatakan dengan nilai COLE.

III.           METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Pada praktikum acara 1 Dasar Ilmu Tanah dibutuhkan beberapa alat dan bahan . alat yang diperlukan yaitu motir dan penumbuk, saringan (2 mm, 1mm, 0,5 mm), kantong plastik, spidol serta tambir untuk peranginan.
Bahan yang dibutuhkan yaitu contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringkan terlebih dahulu selama seminggu.

B.     Prosedur Kerja
Tahap tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 1, yaitu:
1.      Contoh tanah yang telah dikeringakn ditumbuk didalam mortir dengan hati-hati, kemudian diayak dengan saringan, pertama dengan saringan berdiameter 2 mm, lalu dilanjutkan dengan saringan berdiameter 1 mm, dan yang terakhir saringan berdiameter 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung diatas saringan berdiameter 1 mm (tidak tersaring) merupakan tanah berdiameter 2mm, tanah yang tertampung diatas saringan berdiameter 0,5 mm adalah tanah berdiameter 1mm dan yang tersaring oleh saringan berdiameter 0,5 mm adalah tanah halus yang berukuran kurang dari 0,5 mm.
2.      Contoh tanah yang terlah tersaring tersebut di pisah sesuai ukuran dan dimasukan kedalam kantong plastik lalu diberi label.

IV.           PEMBAHASAN

Tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit.  Definisi tanah dari setiap orang isa bereda beda tergantung oleh profesinya. Bagi petani misalnya, petani mengartikan tanah sebagai media tumbuhnya tanaman darat, sedangkan sedangkan tekniksipilmendefinisikan tanahsebagai media untukmendukung/menopangsuatubangunan.
Definisi yang dikemukakan oleh jooffe dan marbuat yang merupakan dua ahli tanah yang kenamaan dari amerika serikat “tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi. Tanah alam ini dapat berdifferensiasi membentuk horizon-horizon mineral maupun organik yang kedalamnannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisis maupun kehidupan biologisnya.”
Schoeder (1972) menyatakan bahwa tanah itu sebagai suatu sistem fase yang mengandung air, udara, bahan-bahan mineral dan organik serta jasad jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) mendefinisikan tanah adalah bahan-bahan  yang remah dan lepas-lepas yang merupakan  akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
 Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi mendefinisikan tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu. 
Dokuchaiev (1855)mendefinisikan tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief. 
C.F. Marbut (1914) mendefinisikan tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya. 
Cara pengambilan contoh dibedakan menjadi tiga. Adapun cara pengambilan contoh tanah yaitu sebagai berikut:
1.      Contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample) digunakan untuk penetapan berat jenis isi, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah. Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai kondisi di lapangan.
2.      Contoh tanah tidak utuh/terganggu ((disturbed Soil Sample) digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analis kimia tanah. Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbedsoil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg.
3.      Contoh tanah dengan agrergat utuh digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan merekrut yang dinyatakan dengan nilai COLE. Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah.
Contoh diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau kardus yang kokoh.
Tanah di setiap daerah memiliki sifak fisik yang berbedabeda. Di Indonesia sendiri terdapat banyak jenis tanah. Adapun jenis tanah tersebut yaitu:
1.      Tanah Andosol
Proses terbentuknyatanahandosoldariabuvulkanis yang telahmengalami proses pelapukan. Tanah ini berwarnakelabuhinggakuning, pekaterhadaperosi, dansangatsubur. Tanah andosol terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
2.      Tanah Regosol
Proses terbentuknyatanahregosoldariendapanabuvulkanisbaru yang memilikibutirkasar. Tanah ini berwarnakelabuhinggakuning,berbutirkasardankadarbahanorganikrendah. Tanah regosol terdapat di lerenggunungberapi, pantaidanbukitpasirpantai yang meliputipulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara.
3.      Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
Tanah aluvial merupakantanahhasilerosi (lumpurdanpasirhalus) di daerah-daerahdataranrendah. Tanah ini berwarnakelabudanpekaterhadaperosi. Tanah aluvial terdapat di Sumatera, Jawabagianutara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagianselatan.
4.      Tanah Organosol
Tanah orgonosol terbentuk dari darihasilpembusukanbahan-bahanorganic. Tanah ini tersebar di Lampung, Jawa Tengah bagianselatan, Kalimantan, Papua, Halmaheradan Sulawesi.
5.      Tanah Litosol (tanahberbatu-batu)
Proses terbentuknya tanah litosol dari pelapukan batuan bekud ans edimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar. Tanah ini memiliki tekstur yang beranekaragam dan pada umumnya berpasir, takbertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Tanah litosol terdapat di Jawa Tengah, JawaTimur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera.
6.      Tanah Podzol
Tanah podzol terbentuk di daerah yang memilikisuhurendahdancurahhujantinggi. Tanah ini berwarnapucat, kandunganpasirkuarsatinggi, sangatmasam, pekaterhadaperosi, kurangsubur. Tanah ini terdapat di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua.
7.      Tanah Laterit
Tanah laterit merupakan tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir kedalam tanah. Tanah ini berwarnacokelatkemerah-merahan, tidaksubur. Tanah laterit terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara.
8.      Tanah Mergel
Proses terbentuknyatanahmergeldarihasilcampuranpelarutankapur, pasirdantanahliatkarenaperistiwa air hujan. Tanah ini tidak subur. Tanah mergel terdapat di Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegununganKendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara.
9.      Tanah Renzina
Proses terbentuknyatanahrenzinadaripelapukanbatuankapur di daerah yang memilikicurahhujantinggi. Tanah ini berwarnaputihsampaihitamdanmiskinunsurhara. Tanah renzina terdapat di Gunungkidul Yogyakarta.
10.  Tanah Mediteran
Proses terbentuknya tanah mediteran dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen. Tanah ini berwarna kecoklatan, keras dan tidak subur. Tanah mediteran terdapat di pegunungan JawaTimur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera.
Manfaat dari penyiapan contoh tanah agar kita mengetahui jenis jenis tanah yang ada dan mempermudahkan penelitian sifat fisik tanah dilaboratorium.


V.               KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
1.      Ada 3 cara pengambilan contoh tanah yaitu
·         Contoh tanah utuh
·         Contoh tanah tidak utuh
·         Contoh tanah utuh dengan agregat
2.      Di Indonesia terdapat jenis jenis tanah aldosol, regosol, aluvial, litosol, podzol, laterit, mergel, renzina dan mediteran.

B.     Saran
Pada praktikum acara 1 seharusnya praktikan turun langsung kelapangan mengambil contoh tanah agar mengetahui secara jelas tahap tahap dalam pengambilan contoh tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 2
PENETAPAN KADAR AIR TANAH




Oleh:
Nama                   : Monica Sari
NIM                     : A1C114006
Rombongan         : I
PJ Asisten            : Ratna Purwanti


KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


I.                  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Cara biasa menyatakan jumlah air yang terdapat dalam tanah adalah dalam persen terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena bergejolak dengan kadar airnya.
Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volumE, yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tertentu.Cara penetapan kadar air dapat digolongkan kedalam:
(1) gravimetrik
(2) tegangan dan hisapan
(3) hambatan listerik (blok tahanan) dan
(4) pembauran nautron (neutron acattering)
Cara gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Dengan cara ini sejumlah tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100 sampai 110oC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
Dengan tensiometer dimungkinkan mengukur tegangan yang mengikat air, tetapi tidak mengukur jumlah adsolut air dalam tanah. Prinsipnya: air dalam tensiometer akan berekuilibrium dengan air tanah melalui ujung yang porous, sehingga tegangan air tanah sama dengan tegangan pada potentiometer. (alat pengukur tegangan pada tensiometer).
Dengan tensio plate dan presure plate yaitu bentuk tensiometer yang diapakai di laboratorium, dapat diukur daya hisap matrik pada kadar air tertentu, sehingga dapat dibuat kurva hubungan atau daya hisap/tegangan dengan kadar air.
Bila blok tahanan (resistance block) yang dibuat dari CaSO4 ditempatkan dalam tanah, blok ini dapat mengabsorpsi air dari tanah. Tahanan blok terhadap aliran listerik terganggu dari jumlah air yang diabsorpsikan blok tersebut. Dengan mengalibrasikan tahanan terhadap kelembapan, dapatlan didekati beberapa jumah air yang terdapat dalam tanah. Blok CaSO4 sangat sensitif pada tegangan antara 1 hingga 15 atm.
Cara penentuan kadar air tanah yang mutakhir adalah cara pembauran neutron. Aton hidrogen yang terdapat dalam air tanah secara efektif dapat mengurangi kecepatan neutron dan membaurkannya. Karena pembauran dan perubahan arah, sebagian dari neutron kembali ke asalnya, tetapi telah berubah sebagai neutron yang mempunyai kecepatan diperlambat. Jumlah neutron diperlambat kemudian dihubungkan dengan jumlah atom H (selanjutnya dengan molekul H2O) yang terdapat dalam tanah. Keuntungan cara ini adalah tanah tidak terganggu dan dapat dioergunakan pada tanah yang mengandung garam.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 2 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·         Untuk mengetahu kadar air tanah kering
·         Untuk mengetahui kadar air maksimum tanah
·         Untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang

II.               TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volumE, yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat digolongkan kedalam:
(1) gravimetrik
(2) tegangan dan hisapan
(3) hambatan listerik (blok tahanan) dan
(4) pembauran nautron (neutron acattering)
Air memiliki peranan penting. Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukan. Reaksi-reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Dalam pengolaha tanah air juga berfungsi mempermudah pengolahan tanah, mengendalikan perubahan suhu, dan bila menggenang dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Air merupakan unsur tanah yang dinamis. Dikenal tiga macam pergerakan air dalam tanah, yaitu
(1) pergerakan tidak jenuh
(2) pergerakan jenuh
(3) pergerakan uap.
Dalam mengklasifikasikan air tanah dipergunakan batas-batas arbiter, karena memang tidak ada batas yang jelas membedakan bentuk bentuk air tanah tersebut. Atas dasar tingkatan teganga, air tanah dapat digolongkan ke dalam tiga bagian yaitu air bebas, air kapilr dan air higroskopik.
Air bebas atau gravitasi mengisi ruang pori makro pada tanah dalam keadaan lebih basah dari kapasitas lapang. Air ini ditahan pada tegangan kurang dari 1/3 atm. Mudah bergerak karena pengaruh gravitasi, cepat hilang sambil mencuci unsur hara.
Air kapiler menempati ruang pori mikro dan dinding-dinding pori makro, yang ditahan tanah pada tegangan lapisan air berkisar antara 1/3 sampai 31 atm, pada kelembaban tanah antara kapasitas kapasitas lapang dan koefisien higroskopik. Bergerak lambat melalui penyesuaian tebal lapisan air. Berfungsi sebagai larutan tanah dan sebagian tersedia bagi tumbuhan.
Air hidroskopik menempati ruang pori sangat kecil dan menyelimuti partikel padat tanah, yang ditahan tanah pada tegangan sekita 31 sampai 10.000 atm, pada keadaan tanah lebih kering koefisien higroskopik.


III.           METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Pada praktikum acar 2 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan. Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu tanah kering berukuran 2 mm dan 0,5 mm.
Alat yang diperlukan yaitu botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukuran 2 ml, bak perendam, serbet, kertas saring, oven tang penjepit dan eksikator.

B.     Prosedur Kerja
Pada percobaan penetapan kadar air tanah kering, dilakukan dengan cara:
1.      Botol timbang dan penutupnya dibersihkan lalu diberi label, kemudian ditimbang dengan timbangan analitis. Hasil timbangan sebagai a gram.
2.      Setelah ditimbang botol diisi dengan contoh tanah kering berdiameter 2 mm kurang lebih setengah botol kemudian ditimbang kembali. Hasil timbanga sebagai b gram.
3.      Botol timbang yang berisi tanah tersebut kemudian dioven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-1100c selama minimal 4 jam.
4.      Setelah selesai dioven botol ditutup kembali, penutupan dilakukan menggunakan tang penjepit.
5.      Setelah botol ditutup lalu botol dikeluarkan dari oven menggunakan tang penjepit.
6.      Kemudian botol dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit.
7.      Botol dikeluarkan dari eksikator menggunakan tang penjepit kemudian ditimbang. Hasil timbangan sebagai c gram.
Pada percobaan penetapan kadar air kapasitas lapang, dilakukan dengan cara:
1.      Keranjang kuningan dibersikan lalu diberi label dan kemudian ditimbang dengan timbangan analitis. Hasil timbangan sebagai a gram.
2.      Keranjang kuningan yang telah ditimbang kemudian diletakan di dalam bejana seng.
3.      Lalu keranjang kuningan tersebut diisi dengan tanah kering angin berdiameter 2 mm sampai ketinggian 2,5 cm secara merata tanpa ditekan.
4.      Tanah alam kerangjang kuningan ditetesi air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan pada 3 titik tanpa bersinggungan.
5.      Bejana seng ditutup dan diletakan di tempat teduh selama 15 menit.
6.      Setelah 15 menit kerangjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng dan diayak perlahan hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab.
7.      Gumpalan tanah tersebut kemudian ditimbang. Hasil timbangan sebgai b gram.
Pada percobaan penetapan kadar air maksimum tanah, dilakukan dengan cara:
1.      Cawan tembaga porus dan petridis di bersihkan lalu diberi label.
2.      Cawan tembaga porus diberi kertas saring kemudian dijenuhi oleh air dengan menggunakan botol semprot.bila kelebihan air idi bersihkan dengan serbet
3.      Cawan tembaga porus yang telah diberi kertas saring yang dijenuhi air dimasukan kedalam petridis lalu ditimbang. Hasil timbangan sebagai a gram.
4.      Setelah ditimbang cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis kemudian diisi oleh tanah halus berdiameter 0,5 mm secara perlahan lahan sampai penuh.
5.      Cawan tembaga porus yang terisi tanah kemudian direndam dalam bak perendam dengan ditumpu oleh batu atau kayu selama 12 sampai 16 jam.
6.      Setalah direndam cawan tebaga porus diambil dan tanah yang mengembang diratakan dengan colet.
·         Cawa tembaga porus tersebut ditimbang dengan timbangan analitis. Hasil timbangan sebgai b gram.
·         Setelah ditimbang cawan tembaga porus dioven pada suhu 105-1100c selama 24 jam.
·         Setelah dioven cawan tembaga porus dikeluarkan dengan tang penjepit dan dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit.
·         Cawan tembaga porus tersebut ditimbang. Hasil timbangan sebagai c gram.
·         Tanah dalam cawan tembag porus dibuang dan kemudian cawan tembaga porus dibersikan
·         Cawan tembaga porus dimasukan kedalam petridis yang sama dengan sebelumnya lalau ditimbang. Hasil timbanagn sebagai d gram


IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tanah kering udara
Ulangan
Botol timbang kosong
(a gram)
(a) + contoh tanah (b gram)
(b) setelah dioven
(c gram)
Kadar air tanah kering udara (%)
Ka 1
27,0122
36,0154
35,2625
0,091
Ka 2
24,0312
32,8267
32,123
0,086
Rata-rata
0,085

Perhitungan



Kapasitas lapang
Ulanagan
Keranjang kuningan kosong
(a gram)
(a)+ gumpalan tanah basah
(b gram)
Kadar air kapasitas lapang (%)
Kl 1
79,5210
80, 840
-2,839
Kl 2
81,6133
84,062
4,543
Rata-rata
0,845

Perhitungan

Kadar air maksimum
Ulangan
Cawan + kertas saring jenuh + petridis
+ tanah basah jenuh air (b gram)
Setelah dioven 24 jam
Petridis + cawan + kertas saring setelah dioven
(d gram)
Kadar air maksimum (%)
Kam 1
87,9377
92,379
71,365
51,06
-0,79
Kam 2
56,875
85,580
127,97
52,5
-0,62
Rata-rata
-0,705

Perhitungan


B.     Pembahasan
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
Air memiliki berberapa manfaat untuk tanaman, yaitu:
·         Sebagai komponen kunci dalam proses fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.
·         Sebagai pelarut unsur hara. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh aka-akartanaman dari larutan tersebut.
·         Sebagai pelarut dan pembawa ion hara dari rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun.
·         Sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi jadi daridaun keseluruh bagian tanaman.
·         Sebagai bagian darisel-sel tanaan. Air merupakan bagian dari protoplasma.
Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah.Tekstur tanah yang halus menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1.      Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2.      Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3.      Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
4.      Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
5.      Tekstur tanah
Dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
6.      Struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
TAW (total available water) yaitu kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen atau biasa disebut air tersedia bagi tanaman. Sedangkan RAW (readily available water) yaitu kandungan air antara kapasitas lapang  dan titi kritis.
Dari hasil praktikum acar 2 ini dapat dilihat bahwa  kadar air tanah kering pada percobaan pertama sebesar 9,1 % dan kadar air tanah kering pada percobaan kedua sebesar 8,6 %. Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata rata kadar air tanah kering sebesar 8,5%
Kadar air kapasitas lapang pada percobaan pertama sebesar -2,8 % dan kadar air kapasitas lapang pada percobaan kedua sebesar 4,5%. Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata rata kadar air kapasitas lapang sebesar 0,8%
Kadar air maksimum pada percobaan pertama sebesar –0,79 % dan kadar air maksimum pada percobaan kedua sebesar –o,62%. Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata rata kadar air maksimum sebesar -0,705%.
Berdasarkan hsil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah tersebutmemiliki kadar air tanah kering dan kasitas lapang yang rendah, dan kadar air maksimum yang sangat sedikit.



V.               KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
1.      Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah water table.
2.      Percobaan acara 2 ini menghasilkan:
·         Rata-rata kadar air tanah kering sebesar 8,5%
·         Rata-rata kadar air lapang sebesar 0,8%
·         Rata-rata kadar air mksimum sebesar -0,7%

B.     Saran
Padapraktikum kali inidibutuhkankesabarankarenabutuhwaktu yang cukup lama dalammenyimpansertadibutuhkankeilitian yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.
Sosiawan, Hendri. 2010. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 3
DERAJAT KERUT TANAH








Oleh:
Nama                   : Monica Sari
NIM                     : A1C114006
Rombongan         : I
PJ Asisten            : Ratna Purwanti




KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I.                  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanah  mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Beberapa tanah memiliki sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakn dalam nilai COLE atau PVC. Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah sedang PVC digunakan dalam bidang engineering.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya yang dibebankan kepadanya.Kemampuan untuk menjadi keras dan menyangga, kapasitas drainase dan kapasitas untuk menjadi keras dan menyangga, kapasitas untuk melakukan drainase dan menyimpan air,plastisitas,kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan vetensi unsure-unsur hara tanaman,semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum acar 3 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:
·         Untuk mengetahui erajat kerut tanah
·         Untuk mengetahu perbandingan derajat kerut tanah antar jenis tanah.

II.               TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah  merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan  tanah atau  perkembangan tanah dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:
·         Pasir  (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dantidak liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang menyebabkan pori makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan draianse tanh pasiran relatif lebih baik.
·         Debu  (0,002mm – 0,05mm) sebenarnya merupakan pasir mikrodan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.
·         Liat  (<0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan yang disebut sebagai panas pembasahan.
Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi.
Derajat kerut tanah adalah kemapuan tanah untuk mengembang dan mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering).Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat.
Tanah  mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Tanah dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada jenis tanah yang mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell index = index pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb).



III.             METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Pada praktikum acar 3 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan. Bahan yang dibutuhkan yaitu tanah halus (tanah berdiameter kurang dari 0,5 mm)dan air. Sedangkan alat yang dutuhkan yaitu botol semprot, cawan porselin, colet, cawan dakhil, jangka sorong dan serbet.

B.     Prosedur Kerja
Tahap tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 3 yaitu:
1.      Cawan dakhil dibersihkan lalu diberi label.
2.      Tanah halus diambil lalau dimasukan kedalam cawan porselin dan diberi air kemudian aduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi homogen.
3.      Ukur diameter cawan dakhil menggunala jangka sorong. Diameter tersebut sebagai diameter awal.
4.      Pasta tanah dituangkan kedalam cawan dakhil.
5.      Cawan dakhil yang telah berisi tanah kemudian dijemur dan diamati perubahan ukuran pengerutan tanahnya setiap 2 jam sekalisampai diameternya konstan. Diameter tersebut sebagai diameter akhir.


IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

Jenis tanah

Pengamatan ke
1
2
3
4
5
6
7
ultisol
Æ 1
Æ 2
x
3,52
3,58
3,55
3,14
3,17
3,15
3,12
3,19
3,15
3,19
3,15
3,17
3,19
3,15
3,17
3,19
3,15
3,17
3,19
3,15
3,17
andisol
Æ 1
Æ 2
x
3,52
3,58
3,55
3,245
3,11
3,177
3,231
3,10
3,165
3,21
3,10
3,155
3,165
3,26
3,212
3,165
3,26
3,212
3,165
3,26
3,212
entisol
Æ 1
Æ 2
x
3,53
3,55
3,54
3,17
3,16
3,16
3,0
3,1
3,05
3,0
3,1
3,05
3,0
3,1
3,05
3,0
3,1
3,05
3,0
3,1
3,05
ventisol
Æ 1
Æ 2
x
3,51
3,55
3,53
3,17
3,075
3,12
2,87
2,94
2,9
2,705
2,71
2,7
2,46
2,59
2,52
2,46
2,59
2,52
2,46
2,59
2,52
inceptisol
Æ 1
Æ 2
x
3,36
3,37
3,36
3,15
3,17
3,16
3,17
3,12
3,14
3,15
3,16
3,15
3,11
3,15
3,13
3,11
3,15
3,13
3,11
3,15
3,13



Perhitungan





B.     Pembahasan
Derajat kerut tanah adalah kemapuan tanah untuk mengembang dan mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering).Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:
·         Pasir  (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dantidak liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang menyebabkan pori makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan draianse tanh pasiran relatif lebih baik.
·         Debu  (0,002mm – 0,05mm) sebenarnya merupakan pasir mikrodan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.
·         Liat  (<0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan yang disebut sebagai panas pembasahan.
Jenis tanah terdiri dari tanah humus, tanah kapur, tanah pasir, tanah vulkanik, tanah podzolik, tanah aluvial, tanah laterit, tanah liat dan tanah gambut.
1.      Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terdapat pada lapisan atas, memiliki warna yang gelap dan bersifat gembur. Tanah ini terbentuk dari pembusukan tumbuhan-tumbuhan di atasnya. Tanah humus banyak di temukan di hutan tropis termasuk Indonesia.
2.      Tanah Kapur
Tanah kapur terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah kapur sangat mudah di lalui air dan sedikit mengandung humus. tanah jenis ini cocok untuk pertumbuhan jati.
3.      Tanah Pasir
Tanah pasir sangat mudah di lalui air atau bersifat porus. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Tanah pasir kurang baik bagi pertanian, karena mengandung sedikit humus, tetapi cocok untuk bangunan.



4.      Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah ini bersifat sangat subur dan sangat cocok untuk bercocok tanam.
5.      Tanah Podzolik
Tanah podzolik mudah di temukan di pegunungan bercurah tinggi dan beriklim sedang. Tanah jenis ini terbentuk dari pelapukan batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga warna tanah ini kecoklatan. Tanah ini kurang subur karena mineral terbawa oleh air hujan.
6.      Tanah Aluvial
Tanah aluvial di sebut juga tanah endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa air hujan ke daratan rendah. Tanah ini bersifat subur karena terbentuk dari kikisan tanah humus.
7.      Tanah Laterit
Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur.
8.      Tanah Liat
Tanah liat atau tanah lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar di lalui air, tetapi mudah di bentuk sehingga di manfaatkan untuk membuat gerabah.
9.      Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, berstruktur lunak dan basah. Tanah gambut kurang subur sehingga tak cocok untuk pertanian.

Tanah tanah dibedakan satu dari yang lain oleh hal-hal seperti:
·         Jumlah dan macam horizon dan profilna
·         Susunan horizonnya
·         Warna
·         Distribusi ukurran partikelnya dan strukturnya
·         Sifat kimia dan mineralogi
·         Faktor iklimdan masih banyak lagi
Kalsifikasi order adalah klasifikasi umu dan sangat luas berdasarkan gambaran gambaran berbeda yang sedikit jumlahnya. Hanya ada 10order, yaitu:
·         Entisol : tanah baru (belum memunyai perkembangan profil atau perkembangan profitnya lemah, tanah berbatu, enapan sungai yang baru, dan lain lain)
·         Vertisol : tanah yang terbalik (tanah liat yang pecah pecah dan retak retak)
·         Inceptisol : (permulaan) atau muda (profit lemah atau baru saja mulai)
·         Aridisol : tanah arid (daerah tandus dan kering)
·         Mollisol : tanah lembut/tebal A, dan berkembang dibawah rumput
·         Spodosol : berabu (podzal) horizon E yang terputus, akulasi iron aluminium (al) dan besi (fe)
·         Alfisol : pedalfer (istilah lama, menunjukan akumulasi aluminium dan besi)
·         Ultisol : pencucian sempurna (tanah kuning kemerahan)
·         Oxisol : tanah axid (latosols, tanah merah yang dalam diantara banyak tanah-tanah tropis)
·         Histosol : jaringan (organik), (kandungan bahan organk lebih dari 30 % dan dalamnya lebih dari15 %)


Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah:
~        Berat ringannya tanah
~        Semakin tinggi kandungan liat semakin berat
~        Bahan organik
~        Semakin tinggi bahanorganik maka derajat kerut tanah semakin kecil
~        komposisi mineral dan kimiaya
~        Iklim
~        Keadaan alam
Percobaan derajat kerut tanah pada acara 3 ini adalah tanah ultisol, pengamatan dilakukan pada 2 wadah yaitu cawan I dan cawan II yang berisi tanah ultisol yang sebelumnya telah diolesi vaseline agar saat penjemuran tanah yang mengkerut tidak menempel pada cawan. Dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari, dan diamati setiap 2 jam sekali. Selanjutnya dilakukan pengukuran sebanyak 7 kali.
Praktikum penetapan derajat kerut tanah ini tanah yang diamati adalah entisol, ultisol, andisol, inseptisol dan vertisol. Pada pengamatan yang pertama tanah untisol menunjukkan adanya perubahan volume tanah (berkerut), kemudian pengamatan berikutnya juga menunjukkan perubahan. Dari hasil pengamatan diperoleh derajat kerut tanah pada tanah ultisol ulangan ke-1 yakni 9,4% dan pada ultisol ulangan  ke-2 yakni 13 % sehingga derajat kerut rata-ratanya yaitu 11,2%.
Pada pengamatan tanah andisol derajat kerut tanah ulagan ke-1 yakni 10,08% dan ulangan ke-2 yakni 3,83%. Dengan rata-rata derajat kerut tanah yakni 6,9%. Pada pengamatan tanah entisol derajat kerut tanah ulagan ke-1 yakni 15% dan ulangan ke-2 yakni 12%. Dengan rata-rata derajat kerut tanah yakni 13,5%. Pada pengamatan tanah ventisol derajat kerut tanah ulagan ke-1 yakni 29,9% dan ulangan ke-2 yakni 27%. Dengan rata-rata derajat kerut tanah yakni 28,45%. Pada pengamatan tanah inceptisol derajat kerut tanah ulagan ke-1 yakni 7,4% dan ulangan ke-2 6,5%. Dengan rata-rata derajat kerut tanah yakni 6,95%.






V.               KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
1.      Derajat kerut tanah adalah kemapuan tanah untuk mengembang dan mengerut.
2.      Terdapat beberapa jenis tanah yaitu tanah humus, tanah kapur, tanah gambut, tanah vulkanik, tanah pasir, tanah podzolik, tanah aluvial, tanah laterit dan tanah liat.
3.      Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah yaitu berat ringannya tanah, bahan organik, komposisi mineral dan kimiaya, Iklim, keadaan alam.
Tanah ultisol memiliki derajat kerut sebesar 11,2%

B.     Saran
Pada praktikum kali ini praktikan harus memliki ketelian yang tinggi dalam pengukuran dan kesabaran dalam meniliti setiap perubahan/kerutan yang terjadi pada tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.

 

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 4
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA



 



Oleh:
Nama                   : Monica Sari
NIM                     : A1C114006
Rombongan         : I
PJ Asisten            : Ratna Purwanti




KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


I.                  PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Pada mulanya tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal daribebatuan yang mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit. Konsep ini dikembangkan oleh para Geologis pada akhir abad XIX.  Pandangan revolusioner mengenai tanah dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada sekitar tahun 1870,berdasarkan hasil pengamatannya terhadap:
(1)   Perbedaan-perbedaan berbagaijenis tanah dijumpainya suatu jenis tanah yang sama jika kondisinya relatif sama.
(2)   Masing masing jenis tanah mempunyai morfologi yang khas sebagai konsekuensi keterpaduan pengaruh spesifik dari iklim, jasad hidup, bahan induk, topografi dan umur tanah.
(3)   Tanah merupakan hasil evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa.
Dinamika an evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bahwa tanah adalah bahan mineral yang tidak padat terletak dipermukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim, organisme,dan topografi pada satu periode waktu tertentu. Suatu peciri-beda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding dengan bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor faktor pembentuk tanah tersebut.




B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum acar 4 Dasar Ilmu Tanah ini yaitu
·         Untuk mengetahui warna tanah
·         Untuk mengetahui struktur tanah
·         Untuk mengetahui tekstur tanah
·         Untuk mengetahui konsistensi tanah
II.               TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah tersebut, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :
1.      Iklim
2.      Kehidupan
3.      Bahan induk
4.      Topografi
5.      Waktu.
Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan dan proses perkembangan tanah.
Tanah memiliki sifat fisik berupa warna tanah, tektur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot tanah, porositas, aerasi tanah dan temperatur tanah.
Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umunya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap.
Dilapisan bawah dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk banyaknya senyawa Fe yang didapat. Didaerah berdrainase buruk yaitu daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu abu karenasenyawa Fe terdapat dalam oksidasi Fe+++ misalnya dalam senyawa Fe2 O3 yang berwarna merah. Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping warna abu-abu di dapat pula bercak-bercak aratan merah atau kuningyaitu ditempat tempat dimana udara dapat masuk sehingga terjadi oksidsi besi ditempat tersebut. Beberasa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.
Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2mm sampai lebih kecil dari 0,5 mm. Pedon disebut fragmen batuan atau bahan kasar. Bahan tanah yang lebih halus disebut fraksi tanah halusdan dapat dibedakan menjadi :
·         Pasir : 2mm - 50µ
·         Debu : 50 µ - 2 µ
·         Liat : kurang dari 2 µ
Tekstur tanah menunujukan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokan dalam beberapa macam kelas tekstur.
Sruktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil daributir-butir tanah. Gumpalna struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lainoleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk , ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
Daerah curah hujan tinggi umunya ditemukan struktur remah atau granuler di permukaan dan gumpal di horizon bawah. Di daerah kering sering dijumpai tanah dengan struktur tiang atau prisma di lapisan bawah.
Dtruktur lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1mm sampai lebih ari 10 mm. Prisma dan tiang antara kurang dari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Granuler kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Remah kurang dari 1 mmsampai lebih dari 5 mm.
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan-tanah terhadap gaya-gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan sebagainya. Tanah-tanah yang memiliki konsistensi baik umunya mudah diolah dan tidak melekat pada pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah aharus disesuaikan engan keadaan tanah tersebut.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur sampai teguh.Dalam keadaan kering tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras. Dlam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastissampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering kosistensi tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan beronsistensi teguh ataukeras.
Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat paa jari atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut.
III.           METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Pada praktikum acara 4 ini tidak dibutuhkan banyak alat dan bahan. Bahan yang dibutuhkan hanya tanah dan air. Alat yang dibutuhkan untuk menetili warna tanah yaitu buku Munsell Soil Color Chart, botol semprot, sedangkan untuk meneliti tekstur dan struktur hanya dilakukan dengan tangan.

B.     Prosedur Kerja
Pada percobaan penetapan warna tanah dilakukan dengan cara:
1.      Gumpalan tanah diambil secukupnya lalu ditetesi air dengan botol semprot sedikit hingga lembab.
2.      Gumpalan tanah lembaba terseebut dimasukan ke dalam lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart lalu diamati warnanya.
3.      Hasil notasi warna dicatat.
Pada percobaan penetapan tekstur tanah dilakukan dengan cara:
1.      Gumpalan tanah diambil secukupnya dan ditetesi air dengan botol semprot hingga tanah tersebut dapat ditekan.
2.      Tanah tersebut dipijat dengan ibu jari an telujuk dan dibuat benang sambil dirasakan kasar halunya tanah.
3.      Hasilnya kemudian dicatat.




Pada percobaan penetapan strktur tanah dilakukan dengan cara:
1.      Sebongkah tanah diambil lalu dipecahkandengan cara ditekan dengan ibu jati atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
2.      Kemudian serpihan tanah yang hancur diamati bentuk, kelas dan derajatnya.
3.      Hasilnya kemudian dicatat.
IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Warna dan Tekstur Tanah
No
Jenis warna
Warna tanah
Tekstur tanah
Notasi warna
Nama warna
1
Ultisol
7,5 YR 4/4
Dark brown
Lempung berliat
2
Vertisol
10 YR 3/1
Very dark grey
Lempung berliat
3
Andisol
10 YR 2/2
Very dark brown
Lempung berliat
4
Entisol
10 YR ¾
Dark yellowish brown
Lempung berliat
5
Inseptisol
7.5 YR ¾
Dark brown
Lempung berpasir

Struktur Tanah
No
Jenis tanah
Struktur tanah
tipe
kelas
Derajat
1
Ultisol
Remah
Sedang
2
2
Vertisol
Pejal
-
3
3
Andisol
Kersai
Halus
1
4
Entisol
Kersai
Halus
1
5
Inseptisol
Kersai
Sangat halus
1




Konsistensi Tanah
No
Jenis tanah
Konsistensi basah
Konsistensi lembab
Konsistensi kering
Kelekatan
Keliatan
1
Ultisol
Agak lekat
Agak plastis
Sangat gembur
Agak keras
2
Vertisol
Agak lekat
Tidak plastis
Teguh
Keras
3
Andisol
Tidak lekat
Tidak plastis
Lepas
Lepas
4
Entisol
Agak lekat
Plastis
Sangat gembur
Lunak
5
Inseptisol
Lekat
Tidak plastis
teguh
Keras


B.     Pembahasan
Warna Tanah
Warna merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyi efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah.
Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat , kelabu, kuning, dan hitam , kadfangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna ynag tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerapkali 2 – 3 warna terjadi dalam bentuk spot spot, disebut karatan.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna warna buku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam buku ini warna disusun oleh 3 variabel yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukan gelpa terangnya warna sesuai dengan banykanya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spektru (hue).
Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR, 7,5YR, 10YR, 2,5Y, 5Y, yaitu mulai darispektrum dominan paling merah (5R) ampai spektrum dominan paling kuning (5Y). Di samping itu sering ditambahkan pula hue untuk warna warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG dan N(netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8 dimana makin tinggi value menunjukan warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8 dimana semakin tinggi chroma menunjukan kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum makin meningkat.
Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-buitir  tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen bantuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan bahan tanah yang lebih halus (< 2 mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi:
·         Pasir         : 2mm - 50µ
·         Debu        : 50µ -2 µ
·         Liat           :kurang dari 2 µ
Tektur tanah ialah perbandingan relatif fraksi fraksi pasir debu dan liat. Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah darifaksi tanah halus (<2mm). Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
·         Pasir ; rasa kasar sangat jelas, tidak melekat, tidak dapat dibentuk boladan gulungan
·         Pasir berlempung ; rasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dapat dibentuk bola dan mudah sekali hancur
·         Lempung berpasir ; rasa kasar agak elas, agak melekat, dapat dibuat bola,mudah hancur
·         Lempung ; rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bolaagak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan ppermukaan mengkilat
·         Lempung berdebu ; rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh dapat dibuat gulungan dengan peemukaan mengkilat.
·         Debu ; rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dapatdibuat gulungan dengan permukaan mengkilat
·         Lempung berliat ; rasa agak licin, agal melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur
·         Lempung liat berpasir ; rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat. Dapat dibentuk biola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudahhancur
·         Lempung liat berdebu ;rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat.
·         Liat berpasir ; rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dapat dibuat bola teguh,mudah digulung
·         Liat berdebu ; rasa halus, nerat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
·         Liat ; rasa berat, halus, sahat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung.
Struktur Tanah
Istilah struktur digunakan untuk menyatakan komposis fraksi pasir, debu dan liat. Akan tetapiapabila partikel-partikel ini tersusun menjadi agregrat-agregat, maka istilah strukturlah yang kita gunakan. Pada dasarnya yang dinamakan struktur tanah adalah penyusun partikel-partikel tanah primer seperti pasr, debu dan liat membentuk agregat agregat. Dimana satu agregat dengan yang lainya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat trikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida oksida besi dan lain lain. Gumpalan gumpalan kecil ini mempunya bentuk ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
Terdapat empat bentuk utama struktur tanah,yaitu;
·         Bentuk lempung ; dimensi horizontal lebih berkembang dari vertikal, menghasilkan bentuk lempeng. Lempeng tebal disebut platy, sedangkan lempeng tipis disebut laminar.
·         Bentuk prisma ; sumbu vertikal lebih berkembang dari lainnya, bagian samping agak datar (flat), menghasilkan bangunan bentuk pillar. Jika puncak ped adalah disebut struktur coloumnat, jika datar disebut prisma.
·         Bentuk gumal ; perkembangan ketiga dimensi lebih kurang sama dengan ped-ped terbentuk serupa kubus dengan muka datar atau bulat. Jika mukanya adatar dan pinggirannya bersudut datar maka strukturnya dinamakan gumpal bersudut.
·         Bentuk speroidal ; berbentuk ulat atau spheroidan dan semua sumbu lebih kurang sama panjangnya dengan muka tidak beraturan. Biasanya ukuran strukturnya kecil , agregat agregat dari group ini dimnamakan granular relatif kurang porus: dan jika susunan granula sangat porous dinamakan remah.
Keempat bentuk utama tersebut diatas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah., yaitu:
·         Bentuk Lempeng (platy): sumbu vertikal  < sumbu horizontal, ditemukan di horison E atau pada lapisan padas liat
·         2.      Prisma: Sumbu vertikal > sumbu horizontal bagian atasnya rata, di horison B tanah daerah iklim kering
·         Tiang: Sumbu vertikal > sumbu horisontal, bagian atasnya membulat, di horison B tanah daerah iklim kering
·         Gumpal bersedut: Seperti kubus dengan sudut-sudut tajam. Sumbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah daerah iklim basah
·         Gumpal membulat: Seperti kubus dengan sudut-sudut membulat. Simbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah daerah iklim basah
·         Granuler: Bulat-porous, di horison A
·         Remah: Bulat sangat porous, di horison A
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya gaya fisika yakni kohesi dan adehi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda beda.
Setiap materi tanah memiliki konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu benar atau kecil, dalam keadaan alamiah ataupun sangat terganggu, berbentuk agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau kering
Sekalipun konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat sau sama lain, struktur tanah menyangkut bentuk , ukuran pendefinisan agregat alamiahyang merupakan hasil dari keragaman gaya tarikan dalam masa tanah, sebaliknya konsistensi meliputi kekuatan dan corak dari gaya gaya tersebut.
Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid koloid inorganik dan organik, struktur dan terutama kandungan air tanah. Dengan berkurangnya kandungan air, umumnya tanah tanah akan kehilangan sifat melekatnya dan plastisnya dan dapat menjadi gembur dan lunak dan akhirnya jika kering menjadi keras dan coherent.
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya tahan atau daya adhesi butir tanahdengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan terhadap gaya akan merubah bentuk atau gaya-gaya tersebut, misalnya pencangkokan, pembajakan dan sebagainya.Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah oleh karena itu dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basahatau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanahtersebut. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan permukaan pada tiap satuan bidangsinggung dan luar bidang singgung. Akibatnya kekuatan adhesi menurun tajam pada keadaan jenuh air, kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah menjadi Lumpur.
Pengamatan warna yang dilakukan dengan buku Munsell Soil Coor Chart dan tekstur tanah diketahui bahwa tanah ultisol memiliki warna dark brown dengan notasi 7,5 YR 4/4 dan bertekstur lempung berliat. Tanah vertisol memiliki warna very dark grey dengan notasi 10 YR 3/1 dan bertekstur lempung berliat. Tanah andisol memiliki warna very dark brown dengan notasi 10 YR 2/2 dan bertekstur lempung berliat. Tanah entisol memiliki warna dark yellowish brown dengan notasi 10 YR ¾ dan bertekstur lempung berliat. Tanah inseptisol memiliki warna dark brown dengan notasi 7,5 YR ¾ dan bertekstur lempung berpasir.
Pada pengamatan struktur tanah dihasilkan data yang menunjukan bahwa tanah ultisol memiliki kelas sedang, bertipe remah, dan berderajat 2. Tanah vertisol bertipe pejal, dan berderajat 3. Tanah andisol memiliki kelas halus, bertipe kersai, dan berderajat 1. Tanah entisol memiliki kelas halus, bertipe kersai, dan berderajat 1. Tanah enseptisol memiliki kelassangat halus, bertipe kersai, dan berderajat 1.
Pada pengamatan konsistensi tanah dihasilkan data yang menunjukan bahwa tanah ultisol pada konsistensi basah bersifat agak lekat dan agak plastis, pada konsistensi lembab bersifat sangat gembur dan pada konsistensi kering bersifat agak keras.Tanah vertisol pada konsistensi basah bersifat agak lekat dan tidak plastis, pada konsistensi lembab bersifat teguh dan pada konsistensi kering bersifat keras.Tanah andisol pada konsistensi basah bersifat tidak lekat dan tidak plastis, pada konsistensi lembab bersifat lepas dan pada konsistensi kering bersifat lepas.Tanah entisol pada konsistensi basah bersifat agak lekat dan plastis, pada konsistensi lembab bersifat sangat gembur dan pada konsistensi kering bersifat agak lunak. Tanah inseptisol pada konsistensi basah bersifat lekat dan tidak plastis, pada konsistensi lembab bersifat teguh dan pada konsistensi kering bersifat keras.
Pengamatan tanah dengan indra yaitu pengamatan penampang tanah dengan menggunakan indra penglihatan, dan perasa. Manfaat dari pengamatan tanah dengan indra dalam bidang agribisnis agar dapat mengetahui sifat sifat fisik tanah dan morfologi dalam guna mengestimasi kesuburan pada tanah.

V.               KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
1.      Warna merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah.
2.      Tektur tanah ialah perbandingan relatif fraksi fraksi pasir debu dan liat. Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah darifaksi tanah halus (<2mm).
3.      Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah.
4.      Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya gaya fisika yakni kohesi dan adehi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda beda.

B.     Saran
Praktikanharusmemilikiketelian yang tinggidankepekaanindra yang baiuntukmenentukanstruktur, teksturdankonsistensitanah.


DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.


 





LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 5
PENGENALAN PROFIL TANAH








Oleh:
Nama                   : Monica Sari
NIM                     : A1C114006
Rombongan         : I
PJ Asisten            : Ratna Purwanti




KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015 


I.                  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah  merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan  tanah atau  perkembangan tanah dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan
Tiap jenis tanah dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat – sifat fisis maupun kimianya. Pada teori ini tanah memiliki horizon – horizon sebagai akibat berlangsungnya evolusi genetis didalam tanah. Profil tanah ialah penampang vertical tanah dimulai dari peruntumukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah. Solum tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B. terdapatnya horizon – horizon pada tanah – tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan profil tanah.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum acar 5 Dasar Ilmu Tanah yaitu:
·         Untuk menganl profil profil tanah


II.               TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Darmawijaya (1990) lebih menitikberatkan ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam murni dalam hal:
(1)     asal mula dan pembentukan tanah yang tercangkup dalam bidang kajian genesis tanah,
(2)     nama nama, sistematik, sifatkemampuandan penyebaran berbagi jenis tanah yang tercakupdalam bidang kajian klasifikasi dan pemetaan tanah.
Hasil kajian tanah secara pedologis ini dapat dimanfaatkansebagai acuan dasar dalam pemanfaatan masing masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian pedoman antar lain menliputi Agrogeologi, Fisik, Kimia, Biologi tanah, Morfologi tanah dan Klasifikasitanah, Survei dan pemetaan tanah, Analisis bentang lahan, Ilmu Ukr Tanah,Perencanaa dan pengembangan wilayah.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, tetapi hanya lima faktor yang diaggap paling penting, yaitu iklim, organisme, bahan induk, topogradi dan waktu.Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turutmenjadi tanah tmuda, tanah dewasadan tanah tua.
Tanah muda pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencapuran bahan organik dan bahan mineral dipermukaan tanah dan pembentukan struktur tanah karena pengaruh bahan organik tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan horizon C. Sifat tanah masih didominasi oleh sifat sifat bahan induknya. Termasuk tanah mudaadalah jenis tanah entisol.
Tanah dewasa dengan proses yang lebih lanjut maka tanah tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa yang dengan proses pembentukan horizon B. Horizon B yang terbentuk adalah horizon B yang masih muda sebagi hasil dariproses alterasi bahan induk atau ada penambahan bahan bahan tertentu. Dalam jumlah sedikit dari lapisan atas. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi, karena unsur unsur hara di dalam tanah cukup  tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian usur hara belum lanjut. Jenis tanah yang termasuk dalam tingkat ini antara lain inceptisol, andisol, vertisol, mollisol, dan sebagainya.
Tanah tua dengan meningkatnya umur maka proses pembentukan tanah berjalan lebih lanjut, sehingga terjadi perubahan perubahan yang lebih nyata pada horizon Adan B dan terbentuklah horizon horizon A, E, EB, BE, Bt, Bs, Bo, BC dan lain lain. Disamping itu pelapukan mineral dan pencucian basa basa mekin meningkat sehingga tinggal mineral mineral yang sukar lapuk di dalam tanah dan tanah menjadi kuus dn masam. Jenis jenis tanah tua tersebut antara lain tanah ultisol dan oxisol.
Sifat morfologi tanah adalah sifat sfat tanha yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Ebagian besar dari sifat sifat morfologi tanah merupakan sifat fisikdari tanah tersebut. Ciri ciri morfologi suatu tanah sangat bergna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkatkesuburan tanah.

III.           METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Pada praktikum acar 5 Dasar Ilmu Tanah diperlukan beberapa alat dan bahan.  Larutan HCl 10%, larutan αα-dipiridil dalam 1 N NH4Oac netral, dan air.
Bahan yang dibutuhkan yaitu larutan H202 3%,Alat yang digunakan yaitu bor tanah, abney level untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, belati, kertas label,meteran, buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.

B.     Prosedur Kerja
Tahap tahap yang perlu dilakukan dalam praktikum acara 1, yaitu:
1.      Tempat pembuatan profil dipilih. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang bertujuan untuk mencapai keseragaman.
2.      Lubang digalai sedemikian rupa sehingga profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) kebawah untuk memudahkan pengamatan turun.
3.      Pengamatan dilakukakn dengan menentukan batas hrison dengan cara delati ditusuk-tusukan di lapisan tanah dan dirasakan perbedaan yang ada.
4.      Setelah batas batas horison ditentukan, dalamnya lapisan horison diukur dengan meteran.
5.      Setelah itu sampel tanah diambil.
6.      Ampel tanah tersebut kemudian diamati.
7.      Sampel tanah dicocokan warnanya dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
8.      Sampel tanah dipijit dengan ibu jari dan telunjuk dan dirasakan tekstur tanahnya.
9.      Samel tanah diliat struktur tanahnya
10.  Sampel tanah ditetesi dengan HCl lalu dilihat reaksinya.
11.  Sampel tanah ditetesi dengan H2O2 dan dilihat reaksinya.
12.  Sampel tanah diberi air kemudian diukur pHnya dengan kertas lakmus.


IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Nomor lapisan
1
2
3
4
5
Dalam lapisan (cm)
0-33
33-59
59-77
77-83
83-106
Simbol lapisan
O
A
A1
B
C
Batas lapisan
G
G
C
A
D
Warna tanah
10 YR ¾
Dark yellowish
7,5 YR ¾
Dark brown
7,5 YR ¾
Dark brown
10 YR ¾
Dark yellowis brown
10 YR ¾
Dark yellow brown
Tekstur tanah
S, CL
CL
CL
CL
L
Struktur tanah
1, VF
1, M
2, M
2, M
2, F
Konsistensi
L=VF
B=S,P
L=VF
K=S
B=SO
L=VF
B=SS,PS
L=F
B=SS
L=F
K=S
pH tanah (lapang)
5,5
5
5,5
5
5
Reaksi terhadap HCl
-
+
-
+
-
Perakaran
Halus, banyak sampai = 170 cm
Reaksi terhadap H2O
-
-
-
-
-
Batas topografi
W
W
S
S
B




B.     Pembahasan
Secara vertikal tanah membentuk horizon-horizon yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik , kimiawi biologis masing masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap : (1)bahan induk asalnya maupun (2)bahan-bahan eksternal berupa bahan organik sisa sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral nonbahan-induk  yang berasal dari letusAn gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan ermukaan bumi setebal 100-120 cm disebut sebagai profil tanah.
Profil tanah merupaka irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiridarihorizon-horizon O-A-E-B-C-R.
·         Horizon O
Horizon ini dilahan kering ditemukan teutama pad tanah tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lpisa tanah mineral. di daerah rawa rawa horizon O merupaka horizon utama pada tanah gambut
·         Horizon A
Horizon ini dioermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan mineral berwarna lebih gelap aripada horizon dibawahnya
·         Horizon E
Horizon dimana terjadi pencucian (eluviasi) meksimum terhadapliat, fe, al, baha organik. Berwarna pucat.
·         Horizon B
Horizon bawah yang terbentuk karena berbagai halsepeti; penimbunan liat yang berasan dari horizon eluviasi, penimbunan fe dan al oksida yang berasal dari horizon eluviasi, penimbunan humus yang berasal dari horizon eluviasi, Penimbunan relatif fe dan al oksidaakibat pencucin silika, alterasi dari bahan induk yang emebebaskan oksida besi dan lain lain shingga berwarna lebih merah atau membentuk struktur tanah, terdapat bidang kilir akibat gesekan agregat tanah yang mengembang bila basah dari mengkerut bila kering.
·         Horizon C
Bahan induk, sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat ditembus akar tanaman.
·         Horizon R
Batuan keras yang belum lapuk. Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman.
Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah antar lain adalah utuk mengetahui:
·         Kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk berpenetrasi, makin dangkal berarti makin tpis sitem perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang . informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik pennanamannya.
·         Kelengkapan atau differensiasi horizo pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atuproses proses pembentukan yang telah dilalui, makin lengkap horizon-horizon tanah berat mkakin tua umur tanah, namun kelengkapan atau differensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.
·         Warna tanah meruapakan indikator sifat kimia tanah. Gelap  berarti banyak mengandung bahan organik tanah atau belum mengalami pelindian hara secara intensif sehingga relatif subur. Warna terang atau pucat berarti mengandung baha organik tanah rendah atau telah mengalami pelindian hara intensif.  Tanah yang berwarna homogen bersih menunjukan sirkulasi udara an airyang baik., sedangkan tanah yang tidkak bersih atau berbercakmenunjukan aerasi dan drainase yang tidak baik.
Pada praktikum acar 5 meneliti tentang profil tanah dengan menguji wrna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi, ph anah, reaksi terhadap hcl dan h2o2.
Pengamatan dimuali dengan menetukan lapisan tanah dengan cara menusuk nusuk dengan tanah untuk merasakan tanah dan dengan melihat warna tanah, setelah itu ukur dalamnya lapisannya. Dalam pengamatan lapisan harus perhatikan pula:
·         Kejelasannya yang dibedakan atas :
a= Abrupt (nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c= Clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g= Gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d= Diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
·         Topografi batas horison yang dibedakan atas :
s= smooth (rata), batasnya lurus teratur
w= wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i= irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b= broken (terputus), batas horison tidak dapat disambung.
Setelah selali mengamati lapisan tanah dan telah mengetahu batas lapisan dan batas topografi langkah selanjutnya yaitu mengambil sampel tanah tersebut untuk diteliti warna, tekstur,struktur dan konsistensi tanah,serta pH dan reaksi tanah terhapa larutan Hcl an H2O2.
H2O2  berfungsi untuk menguji adanya bahan organik. Sedangkan HCl, berfungsi untuk mengetahui derajat keasaman suatu tanah dan menentukan adanya asam karbonat dalam tanah. Berikut reaksi dari uji terhadap kandungan bahan organik tersebut:
Mn + H2O2  è akan mengeluarkan asap
CaCO3 + H2O2 è akan bergelembung
reaksi antara tanah dengan HCl tidak menunjukkan suatu reaksi, sehingga tidak ada asam karbonat pada tanah yang diamati profilnya.
Hasil praktikum acara 5 yaitu, horizon O berada pada 0-33 cm dari permukaan tanah dengan ketebalan 33 cm, dimana horizon tersebut banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, berwarna dark yellowish dengan pH 5,5. horizon A berada pada33-59 cm dari permukaan tanah dengan ketebalan 26 cm, berwarna dark brown. horizon A1 dengan ketebalan 18 cm. horizon B dengan ketebalan 6 cm. Horizon C bagian tanah yang hampir mendekati bed rock, dengan ketebalan 23 cm dengan warna dark yellowish. Kemudian diambil contoh tanah untuk diuji dengan cara seperti acara 4 yaitu pengamatan dengan indra.





V.               KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
1.      Profil tanah merupaka irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiridarihorizon-horizon O-A-E-B-C-R.
2.      Berdasar hasil dari pengamatan tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa tanah yang diamati bersifat asam

3.      Saran
Pada praktikum kali ini praktikan membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk menetukan batas-batas horison.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. Dkk.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.1986
Hanafiah, K.A.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah Cetakan 1.Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1992.Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Redogenesis.Akedemika Presindo.Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah.Akademi Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T.2000.Tanah dan Lingkungan.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Sarief, Saifuddin.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung.